Suatu hari ada bau
busuk di rumah kami. Saya agak terganggu dengan bau ini. Baunya menyengat namun
tidak terlalu tajam. Kadang menyengat sekali, kadang-kadang tidak terlalu
terasa. Yang jelas, saya mengenalinya sebagai bau bangkai hewan. Saya curiga
itu adalah bau tikus yang mati.
Seisi rumah kami segera
mencari sumber bau itu namun tidak ada yang menemukannya. Kami sudah
mencurahkan segenap kemampuan kami mengendus-endus. Dari hasil pencarian itu,
kami menemukan kalau bau itu berasal dari kamar mandi yang ada di bawah tangga.
Namun di mana letak tepatnya sumber bau itu belum dapat ditemukan.
Mamah, yang akhir-akhir
ini sering berprasangka buruk, kali ini pun berprasangka macam-macam. Bahkan
ada beberapa yang kurang masuk akal. Misalnya septic tank yang jebol atau
dudukan toilet bergeser.
“Mamah, ini bau
bangkai,” kata saya berkeras hati.
Pencarian bangkai itu
harus segera menemukan hasil karena kalau tidak Mamah akan ribut ngomel
sendiri. Pencarian itu akhirnya membuahkan hasil. Kami menemukan cicak yang
mati terjepit pintu. Bangkainya melengket. Sebagian sudah mengering. Segera
saja kami membersihkannya.
Setelah bangkai kecil
itu diangkat, bau busuknya belum segera hilang. Kami harus menyemprotnya dengan
semprotan pewangi ruangan dan menunggu beberapa saat. Saat ini bau busuk itu
sudah menghilang dari rumah kami. Mamah juga akhirnya juga teryakinkan kalau
bau busuk itu berasal dari bangkai cicak malang yang terjepit pintu. {ST}
Baca juga: