Sebuah
judul berita online menarik perhatian
saya. Berita itu bukanlah berita baik. Berita itu tentang seorang anak yang meninggal
karena busung lapar. Anak itu usianya baru 13 bulan, masih bayi. Saya membaca
berita itu dengan sedih, padahal saya tidak mengenal anak itu sama sekali.
Busung
lapar pernah menjadi penyakit penduduk negeri ini pada zaman penjajahan dan
beberapa tahun setelahnya. Saya hanya tahu tentang busung lapar dari pelajaran
sejarah. Selain itu juga dari berita-berita tentang negara lain di Afrika. Saya
tidak pernah menyaksikannya secara langsung walaupun waktu kecil sering diledek
terkena busung lapar karena kurus kering dan berambut agak merah.
Busung
lapar terjadi karena kekurangan gizi, terutama protein. Penyakit ini tidak
menular namun berbahaya bagi jiwa anak. Anak yang kemudian berhasil melewatinya
pun pertumbuhannya tidak sempurna. Selain pertumbuhan fisiknya yang terganggu,
kecerdasannya pun mungkin akan lebih rendah.
Pencegahannya
cukup mudah, yaitu dengan memakan makanan yang sehat. Bagi bayi-bayi, diberikan
ASI yang cukup. Namun ternyata pelaksanaannya tidak mudah, ya. Bagi sebagian orang
, mendapatkan makanan sedikit saja sudah menjadi perjuangan, apalagi yang
gizinya cukup. Bagi sebagian orang
lainnya, seperti saya ini contohnya, malah harus mengurangi makan karena
kelebihan berat badan. Kelebihan gizi gitu, deh.
Mungkin
faktor kelebihan gizi itu yang membuat saya agak sedih berlebihan seperti ini.
Kabar buruk yang lain, walaupun membuat prihatin, jarang membuat saya sedih.
Berbeda dengan yang ini. Saya benar-benar sedih. Mata sampai berkaca-kaca
membacanya. Semoga saja anak itu disambut dengan baik di surga. Semoga saja
kejadian seperti ini tidak terjadi lagi di negara ini. {ST}