Burung
enggang yang lebih saya kenal dengan nama burung tingang adalah burung khas
yang hidup di Kalimantan. Pesonanya membuat banyak orang Dayak yang
menjadikannya motif hiasan dan simbol yang menjadi bagian dari kehidupan.
Sebagai
orang Dayak yang lahir dan melewati masa kecil di Kalimantan, saya sudah jarang
bertemu dengan burung ini. Paling tidak saya tidak menemukannya di alam bebas. Saya bertemu dengan burung tingang
di rumah. Dulu di rumah saya memang memelihara burung tingang yang diletakkan
di kandang.
Burung
tingang adalah fauna dilindungi yang tidak boleh dibawa keluar dari Kalimantan
tanpa izin. Burung tingang penghuni rumah kami itu pun terpaksa harus ditinggal
di Kalimantan ketika saya pindah tempat tinggal ke Jakarta. Sejak saat itu,
saya makin jarang melihat burung tingang.
Ketika
berkunjung ke Taman Burung di TMII, perhatian saya tertuju pada burung yang
bertengger dengan tenang di sebuah tiang. Awalnya saya pikir burung itu adalah
patung. Saya dikagetkan oleh gerakannya yang menimbulkan bunyi bergesek.
Barulah saya mengalihkan pandangan ke burung khas Kalimantan itu.
Tulisan
di bagaian bawah burung bertengger itu juga menarik perhatian saya. Tulisannya “Foto
bersama burung Rp 5000/orang/ekor”. Ternyata burung tingang yang berdiri tenang
itu sedang “bekerja” menjadi objek foto.
“Silakan,
Mbak. Foto sama burung, hanya 5000,” kata seorang bapak yang sedang memegang
burung kakatua.
Ternyata
ada beberapa burung pekerja yang bernasib sama dengan si burung tingang. Burung-burung
ini berdiri atau bertengger dengan tenang. Kelihatannya memang sengaja
dijinakkan untuk bisa berdekatan dengan manusia. Untuk bisa berfoto bersama
dengan burung-burung ini, kita harus membayar Rp 5000. Itu berlaku untuk per
ekor burung. Kalau berfoto dengan 5 burung, ya bayarnya dikali 5.
Awalnya
menurut saya Rp 5000 itu cukup mahal untuk pemotretan yang perlengkapannya kita
bawa sendiri. Namun, kalau dipikir-pikir, sebenarnya itu tidak mahal-mahal
amat, kok. Apalagi kalau uang itu untuk biaya pemeliharaan mereka. Saat itu,
sih, saya memilih yang gratisan aja. Saya memotret burung-burung itu tidak
bersama saya. Kalau yang ini, sebanyak apapun memotret, kita tidak perlu
membayar. {ST}
Lihat juga: Taman Burung di TMII
Baca juga:
Kepala Burung Tingang
Fauna Identitas Kalteng Ternyata Bukan Tingang
Baca juga:
Kepala Burung Tingang
Fauna Identitas Kalteng Ternyata Bukan Tingang