Saya
cukup menikmati pertunjukan panggung boneka. Atau dapat juga disebut kotak
boneka. Panggung bagi boneka-boneka kecil itu besarnya kira-kira sebesar kotak
TV bagi manusia. Di mata penonton pun, panggung ini terlihat seperti jendela
atau seperti TV.
Pada
pertunjukan ini, penonton melihat cerita yang ditampilkan. Tokoh-tokohnya tentu
saja bonek. Ada boneka yang berbentuk boneka, ada juga yang boneka tangan.
Boneka tangan lebih dapat menunjukkan ekspresi karena dapat digerakkan.
Saya
pernah mendapat kesempatan untuk belajar panggung boneka. Pelajaran ini juga
disertai dengan praktiknya yang waktu itu dilakukan secara berkelompok. Kami
diminta mengarang cerita kemudian membawakannya di panggung. Saya dapat membuat
cerita dengan mudah karena sudah cukup terbiasa membuatnya. Perjuangannya
adalah membawakannya di panggung.
Dalam
beberapa pertunjukan panggung boneka, semua karakter dimainkan oleh 1 orang.
Orang itu harus dapat membawakan beberapa karakter sekaligus. Setiap karakter
memiliki suara yang berbeda. Dalam pertunjukan kelompok, soal itu dapat
dipecahkan dengan lebih mudah. Setiap orang hanya bertanggung jawab atas 1
karakter, paling banyak 2 orang. Walaupun demikian, bukan berarti pertunjukan
panggung boneka berkelompok itu tanpa tantangan. Banyaknya orang membuat bagian
belakang panggung menjadi sesak. Agak lebih susah menggerakkan tangan.
Pada
saat belajar memainkan boneka di panggung boneka, saya bersama dengan 2 orang
teman lainnya. Kami bertiga berlutut berhimpitan di balik kotak. Masing-masing
memegang boneka yang kami perankan. Perlu perjuangan lebih untuk dapat
menjangkau keseluruhan kotak dengan posisi seperti itu.
Setelah
belajar sendiri cara menyajikan panggung boneka, saya jadi tambah menghargai
pertunjukan ini. Ternyata tidak mudah menyajikannya. Apalagi kalau 1 orang
harus memainkan lebih dari 1 karakter. {ST}