Big
Bad Wolf sudah beberapa kali diadakan di Jakarta. Hmmm…. Lebih tepatnya di
Tangerang, sih. Acara akbar yang menjual aneka buku dengan harga murah ini
diadakan selama beberapa hari nonstop. Sebagai penggemar buku, saya
berkeinginan ke sana. Di tahun 2016, saya tidak kesampaian ke sana karena
berbagai alasan. Tahun 2017 ini hampir batal juga.
Tahun 2017 ini, Big Bad Wolf diadakan di ICE
di daerah BSD dari tanggal 21 April sampai 2 Mei 2017. Seperti tahun
sebelumnya, acara ini juga diadakan nonstop. Totalnya selama 280 jam.
Waktu
pelaksanaannya yang cukup lama membuat saya menunda-nunda untuk ke sana. Toh,
masih lama, pikir saya. Sampai akhirnya saya mendapat tugas ke Kalimantan di
minggu terakhir bulan April itu.
Saat kembali ke Jakarta, ibu kota RI itu sedang panas
karena gubernurnya dijadikan tersangka. Jalanan kerap kali macet karena
berbagai aksi. Kondisi ini membuat saya makin malas keluar rumah apalagi sampai
ke BSD sana. Belum lagi tidak ada orang-orang dekat saya yang berminat ke sana.
Saat mendengar seorang teman saya mau ke sana, saya
langsung bersemangat. Kami pun janjian bertemu. Walaupun agak lelah, saya
bersemangat menuju BSD. Saya baru berangkat dari rumah saat malam hari, sudah
lewat jam 9 malam. Saya pikir, makin malam akan lebih sepi.
Ternyata dugaan saya salah. Jalan menuju ke sana tetap
ramai. Mendekati BSD kendaraan makin padat, bahkan tersendat. Kemacetan
bertambah parah saat mendekati ICE, tempat acara Big Bad Wolf. Di lokasi yang
sama saat itu sedang ada konser artis Korea. Waktu kedatangan saya itu
bertepatan dengan bubarkan konser itu. Pantas saja di pinggir jalan banyak
orang yang memakai atribut Korea dan membawa tulisan Korea. Saya akhirnya turun
di seberang jalan baru kemudian menyeberang menuju ICE.
Saat masuk ke area pameran, saya langsung berkeliling
meliat aneka buku. Ada banyak sekali buku bertumpuk-tumpuk. Satu demi satu buku
itu masuk ke keranjang belanja saya. Saya yang awalnya membawa keranjang
tenteng akhirnya menggantinya menjadi troli.
Setelah beberapa jam, saya kaget sendiri saat melihat
buku-buku yang ada di troli. Buku-buku itu bertumpuk banyak sekali. Sudah
terbayang berapa harga yang akan saya bayarkan. Sepertinya tidak murah.
Akhirnya saya memilih-milih kembali buku-buku itu. Ada
beberapa buku yang saya singkirkan. Saya juga menghitung harga buku-buku
pilihan saya. Harganya sudah mendekati Rp 1 juta. Akhirnya saya bertekad untuk
membatasi diri. Transaksi beli buku malam ini tidak boleh lebih dari Rp 1,5
juta.
Saya masih betah berada di antara ribuan buku itu.
Saya menjelajahi hampir semua tempat. Sesekali saya membaca isinya sekilas. Kalau
sampai ada yang masuk ke dalam troli, saya langsung menghitung harganya supaya
tidak berlebihan.
Saking senangnya, saya tidak terlalu merasakan
kelelahan yang terjadi di badan saya. Saya baru sadarnya juga karena mendapati
diri berjalan sempoyongan. Saat itu saya baru sadar kalau kaki saya pegal
sekali. Mata juga sudah mengantuk. Saat itu sudah pukul 2 dini hari.
Setelah beristirahat sejenak, saya kembali lagi
menjelajah tumpukan buku itu. Setelah menambahkan 2 buku ke dalam troli, saya
menuju kasir untuk menyelesaikan transaksi. {ST}