Bemo menyongsong masa depan |
Bemo berasal dari singkatan 2 kata, becak motor. Bemo juga adalah kendaraan roda 3 seperti becak. Bedanya tenaga penggeraknya mengunakan motor, bukan dengan tenaga manusia seperti becak yang kita kenal. Tenaga
Saat ini, keberadaan bemo sudah tidak banyak lagi. Sebagai kendaraan umum, bemo hanya melayani rute pendek di beberapa daerah di Jakarta dan beberapa kota lainnya. Keberadaannya makin terancam dengan banyaknya moda transportasi lainnya yang lebih nyaman. Mikrolet dan angkot, saudara muda bemo yang beroda 4, perlahan mengambil alih kedudukan si lucu beroda 3 itu.
Ruang yang lebih lega dan kendaraan yang lebih baru ikut menjadi faktor penunjang beralihnya penumpang, walaupun duduknya tetap berhadap-hadapan juga. Ruang belakang bemo yang terbuka dan beratap kanvas juga menjadi factor tidak dipilihnya bemo di kala hujan.
Ruang yang lebih lega dan kendaraan yang lebih baru ikut menjadi faktor penunjang beralihnya penumpang, walaupun duduknya tetap berhadap-hadapan juga. Ruang belakang bemo yang terbuka dan beratap kanvas juga menjadi factor tidak dipilihnya bemo di kala hujan.
Keberadaan bemo di bumi Indonesia ini tidak terlepas dari sejarah kemerdekaan bangsa kita. Bemo yang dibuat oleh pabrik Daihatsu itu awalnya adalah ganti rugi yang diberikan pihak Jepang kepada Republik Indonesia, negeri yang pernah dijajahnya. Masa jaya bemo adalah sekitar tahun 1960-an, diawali dengan penggunaan bemo dalam acara olah raga Ganefo.
Di negeri asalnya, bemo tidak digunakan untuk mengangkut manusia, hanya untuk mengangkut barang. Tidak heran bila kemudian dipasang tempat duduk beratap kanvas di belakangnya, penumpang bemo harus beradu lutut walaupun sudah duduk dengan posisi miring sok manis. {ST}