Saya dan keluarga
berkesempatan mendatangi Jakarta Food Festival di Kelapa Gading beberapa waktu
yang lalu. Kami tertarik pada aneka makanan tradisional yang disajikan. Ada
lebih dari 200 menu, kebanyakan adalah mi. Saya juga sempat menuliskannya di
sebuah media anak.
Baca: Aneka Mi Nusantara
Aneka makanan itu dapat
dinikmati langsung oleh pengunjung di tempat itu. Disediakan cukup banyak meja
dan kursi untuk pengunjung yang datang. Walaupun demikian, beberapa pengunjung
perlu menunggu beberapa saat sebelum mendapatkan tempat duduk. Kami termasuk
yang beruntung karena dapat mendapatkan meja dengan cepat. Hanya saja, meja ini
tidak dilengkapi dengan jumlah kursi yang pas dengan kami. Harus ada 2 orang
yang berbagi tempat duduk. Saya harus berbagi tempat duduk dengan adik saya.
Berbagi tempat duduk
bukanlah hal yang nyaman. Saya harus menyesuaikan letak bokong dengan tempat
yang ada. Daripada fokus ke hal yang tidak nyaman, lebih baik saya melihat
pemandangan. Mata saya mengarah ke lampion-lampion keren dan ke atasnya, ke
langit. Di langit terlihat sebuah benda terbang warnanya kuning.
Setelah saya amati
lagi, benda itu adalah balon terbang berbentuk bebek. Balon-balon gas seperti
itu memang dijual di arena yang agak mirip pasar malam itu. Jeritan seorang
anak mengiringi kepergian bebek kuning itu. Kuat dugaan saya kalau balon bebek
itu tadinya dimiliki oleh seorang anak kecil yang menjerit itu.
Jeritan kecil itu malah
mengundang tawa banyak orang. Saya juga tertawa-tawa jadinya. Kalau
dipikir-pikir tega juga yah, tertawa di atas penderitaan anak kecil. Selain
tega, dapat dikatakan aneh juga. Di tempat duduk yang tidak nyaman itu saya
masih bisa tertawa geli.
O ya, saya sempat
memotret bebek terbang itu. Ini dia fotonya. Bebek terbang itu sudah hampir
tidak terlihat ditelan gelapnya malam. Bentuknya hanya berupa titik samar. {ST}