Babi di Toraja dipelihara untuk
diambil dagingnya. Ya, babi menjadi salah satu bahan makanan wajib dalam acara
adat. Namun tidak semua jenis babi dapat dijadikan makanan dalam acara adat.
Hanya babi hitam saja yang digunakan untuk acara adat. Saya belum tahu latar
belakangnya namun demikianlah peraturannya.
Babi hitam berharga mahal, walaupun
tidak semahal kerbau. Karena itu banyak orang yang memelihara babi hitam. Babi
ini akan dijual jika ada yang membutuhkannya. Harganya jutaan. Babi hitam kecil
saja harganya Rp 2 juta. Yang besar bisa mencapai Rp 10 juta. Babi putih (atau
pink) nyaris tidak ada harganya.
Dalam kunjungan saya ke Tana Toraja
tahun 2016 yang lalu, saya sempat berkunjung ke kandang babi. Kandang babi itu
letaknya cukup jauh dari tongkonan tempat tinggal. Letaknya di sebelah
belakang, atau di sebelah selatan tongkonan. Dapat dimaklumi letaknya yang jauh
itu. Tentunya supaya tidak mengganggu penghuni tongkonan, baik suaranya ataupun
aromanya.
Selain kandang babi yang saya
kunjungi itu, ada banyak orang lain yang memelihara babi. Babi hitam tentu
saja. Dari beberapa orang yang saya wawancarai, semuanya memelihara babi hitam.
Tidak ada yang memelihara babi putih. Babi-babi itu dipelihara sampai ada
pembeli yang datang mencarinya. Tidak ada pasar khusus untuk menjual hasil
ternak yang bagi sebagian orang dianggap haram itu. {ST}