Salah satu buah yang turut menghiasi
masa kecil saya adalah babal. Babal adalah buah nangka kecil yang tidak
berkembang. Buah nangka yang tidak jadi, demikian kata orang-orang. Padahal
babal sebenarnya adalah bunga nangka yang jantan.
Sepanjang pengetahuan saya, buah ini
tidak ada yang menjual. Saya bisa menikmatinya karena ada pohon nangka di rumah
yang saya tinggali waktu kecil dulu. Pohon ini ditanam oleh almarhumah nenek
saya.
Babal rasanya
sepet. Cara menikmatinya adalah memakannya dengan cocolan garam. Bisa juga
dengan menggunakan sambel rujak. Suka-sukanya aja, lah. Rasa sepetnya konon
dapat menyembuhkan diare. Agak-agak mirip dengan daun jambu biji yang rasanya
juga sepet. {ST}