Di setiap bus ada tempat duduk
prioritas yang biasanya ditandai dengan warna merah.Tempat duduk ini khusus
untuk penumpang lansia, disabilitas, dan yang hamil. Biasanya tempat duduk ini
berwarna merah.
Suatu hari, saat naik bus TJ yang
sangat penuh, ada seorang anak muda duduk di kursi prioritas. Anak itu diam
saja saat petugas berseru meminta tempat duduk prioritas. Para penumpang,t
ermasuk saya, melihat ke anak muda itu. Ia hanya menatap kosong sambil
menggelengkan kepala.
“Eh, tolong tempat duduk prioritasnya,”
tegus petugas bus.
Anak itu kembali
menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Anak saya berkebutuhan khusus,”
ucap ibu yang duduk di sebelahnya.
“Kebutuhan khusus kaya gimana
maksudnya?” tanya petugas itu lagi.
“Anak saya autis,” kata ibu itu
lagi.
Petugas itu tidak bertanya lagi.
Namun, tidak demikian halnya dengan ibu itu. Ibu itu terdengar mengomel dengan
suara pelan. Omelannya sekilas terdengar oleh saya. Sepertinya ia keberatan
karena sang petugas menanyakan tentang kebutuhan khusus macam apakah anaknya
itu.
Sambil berdiri, saya masih memegang
buku saya. Namun, saya tidak konsentrasi membaca. Hasil nguping tak sengaja itu
membuat saya berpikir. Dapat dimaklumi jika sang ibu tersinggung dengan
pertanyaan itu. Kesannya petugas itu tidak percaya dengan kondisi anaknya. Di
sisi lain, petugas itu benar juga. Apabila dilihat sekilas, anak muda yang
duduk di samping ibu itu terlihat biasa saja. Siapa yang bisa tahu kalau dia
ternyat autis? {ST}