Anna
Karenina, novel karangan Leo Tolstoy itu pernah menjadi bacaan saya. Cerita ini
dapat dikatakan tragedi, di mana Anna sang tokoh utama, pada akhirnya meninggal
dunia dengan cara yang tragis. Saya tidak terlalu suka cerita ini saat pertama
kali membacanya. Mungkin saya tidak suka dengan tokoh utamanya yang namanya
mirip nama saya itu. Sempat agak heran juga mengapa novel ini sangat terkenal
selama bertahun-tahun.
Anna Karenina adalah seorang istri yang kemudian jatuh
cinta dengan pria lain. Ia adalah istri
Karenin, yang membuat namanya menjadi Karenina. Dari pernikahannya dengan
Karenin, Anna melahirkan seorang anak laki-laki. Dari hasil perselingkuhannya
dengan si ganteng Vronsky, Anna mendapatkan seorang anak perempuan bernama Ani.
Anna dengan jujur mengakui perselingkuhannya kepada
suaminya yang jauh lebih tua itu. Karenin kemudian membiarkan istrinya itu
keluar dari rumah bersama pacar barunya. Karena kasih ia memaafkan perbuatan
istrinya. Walaupun suaminya memaafkannya dan sepertinya dapat menerima kalau
istrinya itu tidak mencintainya, Karenin tidak menceraikan istrinya karena
bertahan pada ajaran agamanya.
Anna menjalani kehidupannya dalam ketidakpastian
sampai akhirnya ia merasa pria tampan pujaan hatinya tak lagi mencintainya.
Anna menjadi gelisah dan berprasangka buruk. Ia kemudian mengambil langkah
konyol untuk mengakhiri hidupnya sendiri.
Selain kisah sedih itu, ada tokoh-tokoh lainnya yang
menunjukkan sisi manusiawi. Ada Kitty dan Levin, pasangan yang saling
mencintai. Ada juga hubungan kekeluargaan yang erat antara kakak dan adik, ibu
dan anak, suami dan istri. Ada juga kisah persahabatan yang tulus. Saya baru
dapat menghayati peranan yang lain-lain itu setelah membaca ulang novel ini.
Beberapa
kejadian akhir-akhir ini mengingatkan saya pada cerita Anna Karenina. Ada
peristiwa seorang motivator yang tidak mau mengakui anak kandungnya. Konon
kabarnya anak ini adalah hasil perselingkuhan. Ada pula peristiwa seorang perempuan
yang telah bersuami yang nonton konser bersama dengan seorang pria muda yang
kebetulan teman saya. Hmmm… Sepertinya mereka itu lebih dari sekedar teman. He
he he… Ngegosip!
Saya
membaca ulang novel karya Leo Tolstoy itu hanya dalam waktu beberapa jam. Saya
ingat dulu saat pertama kali membaca novel ini perlu waktu yang lama sekali.
Entah karena keterampilan membaca cepat saya belum berkembang atau karena saya
memang malas. Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, saya tidak suka dengan
tokoh utamanya.
Sangat berbeda ketika saya membaca ulang novel itu.
Saya memiliki sedikit empati pada Anna Karenina. Entah karena saya bertamabah
usia dan pemahaman saya pun bertambah, atau karena saya mencoba memahami beberapa
peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini. {ST}