Salah satu angkutan umum di
Palangkaraya adalah mobil angkot. Mobil ini bentuknya sama seperti angkot yang
ada di Jakarta. Di kabin bagian belakang, penumpangnya dapat duduk dengan
komposisi 4 – 6. Tempat duduk di samping supir juga boleh diduduki penumpang.
Beberapa tahun yang lalu, angkot di
Palangkaraya memiliki jalur yang dilambangkan dengan huruf A sampai E.
Huruf-huruf itu menunjukkan trayek yang harus mereka lalui. Saya mengetahui hal
ini karena saat itu saya adalah penduduk kota Palangkaraya.
Setelah bertahun-tahun, saya hampir
tidak pernah menggunakan angkot lagi di Palangkaraya. Saya tidak tahu lagi
perkembangannya. Baru pada saat kepulangan saya yang terakhir saya mendapatkan
berita tentang angkot. Ternyata angkot di Palangkaraya sekarang ini masih
diatur menurut jurusannya. Namun, jurusan itu dapat dikatakan sebagai
formalitas saja. Di badan angkot tidak ada penanda permanen untuk trayek yang
dilaluinya. Jurusan angkot baru bisa diketahui kalau penumpangnya bertanya.
Pak Sutrisno adalah seorang supir
angkot di Palangkaraya. Saya mengenalnya perantau asal Jawa Timur ini dari
Papah. Dia sudah bertahun-tahun mencari nafkah sebagai supir angkot di ibu kota
Kalimantan Tengah itu. Selain melayani trayek resmi yang kadang-kadang sepi,
Pak Sutrisno juga melayani carteran. Silakan hubungi langsung Pak Sutrisno di
nomor 081352903693. {ST}