Adik saya bercerita tentang seorang
anggota dewan yang sombong. Mungkin lebih tepatnya norak, ya. Dia bertemu
dengan orang ini di ruang tunggu dokter. Saya saja, yang tidak melihatnya
secara langsung, sampai tertawa geli dan menggeleng-gelengkan kepala
mendengarnya.
Pada hari itu, dokter yang ditunggu
oleh sang anggota dewan itu tidak kunjung datang. Setelah dicari tahu, rupanya
sang dokter sedang melakukan tindakan darurat di sebuah rumah sakit. Adik saya,
yang juga kesal karena menunggu, akhirnya dapat memaklumi alasan itu.
Berbeda halnya dengan si bapak
anggota dewan. Dia sangat kesal dan menunjukkan kekesalannya dengan mengadu
kemana-mana. Dikisahkan dia menelpon beberapa “orang penting” untuk mengadukan
perbuatan sang dokter. Dia juga kelihatan sangat ingin menunjukkan
kekuasaannya.
Saya tak tahan untuk tertawa ketika
mendengar dia menelpon seorang ketua komisi di DPR, memberitahukan bahwa dia
akan mengirim surat tentang kelakuan sang dokter yang membuatnya kesal itu.
Ada-ada aja. Itu, kan, masalah pribadi dia, yah. Ngapain juga bawa-bawa ketua
komisinya. Hahahaha…..
Saya membuat catatan ini karena saya
sangat terkesan dengan kelakuan sang anggota dewan. Orang sombong dan arogan
saya pikir hanya ada dalam cerita fiksi. Ternyata benar-benar ada di alam
nyata. Karakternya yang menyebalkan malah memberikan inspirasi kepada saya.
Sepertinya saya akan memunculkan karakter orang yang seperti ini dalam cerita
yang akan saya buat. {ST}