Dari linimasa seorang
teman, ada yang menyebutkan kalau Indonesia, negara yang saya diami ini adalah
negara yang over dosis agama. Itu karena segala hal hampir selalu dikaitkan
dengan agama. Saya harus mengakui bahwa hal itu benar adanya.
Isu agama adalah isu
yang paling diperbincangkan, terutama di kalangan penggosip. Pasangan yang
berbeda agama sudah pasti menjadi pergunjingan. Demikian pula halnya dengan
agama yang dianut oleh para pemimpin bangsa.
Saya yakin sekali semua
agama yang ada di dunia ini memiliki tujuan dan cita-cita yang mulia. Dalam
perkembangannya, banyak pemeluk agama yang saling bertentangan, bahkan
berperang. Tindakan ini dianggap benar walaupun ajaran agamanya tidak demikian.
Pertentangan itu pula
yang hampir selalu mewarnai kehidupan bangsa Indonesia. Hampir segala hal
dihubungkan dengan agama. Hasilnya? Belum tentu baik. Padahal untuk menilai
baik atau tidaknya sesuatu itu dapat diukur dari hasilnya. Dari buahnya.
Apabila hasilnya tidak baik apakah agamanya dapat dipersalahkan? Tidak juga.
Dapat dikatakan orangnya yang berbuat ulah.
Saya harus bersyukur
karena lebih banyak bertemu dengan orang-orang yang memiliki toleransi tinggi.
Orang-orang yang tidak terlalu memusingkan agama. Maksudnya tidak semerta-merta
mengaitkan sesuatu dengan agama. Walaupun demikian, kami tetap menjalankan
kewajiban dan ajaran kami masing-masing.
Bagi saya sendiri, agama adalah sesuatu yang pribadi. Itu adalah
hubungan saya dengan Sang Pencipta. Kalau mau dihubungkan, agama memang sangat
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Namun bukan berarti agama dijadikan
sesuatu untuk menghakimi orang atau pihak lain.
Mengutip dari share teman saya
di linamasanya, bangsa yang over dosis agama ini juga menjadi bangsa yang
munafik. Kebanyakan kita terlihat taat menjalankan kegiatan agamanya. Orang
yang sama juga yang melakukan kekejian bagi sesamanya manusia dan negara. Itu
saja masih dalam keadaan terlihat dan terpantau oleh orang lain, apalagi saat
tidak ada yang melihatnya. Yeah, kita bisa menilai sendiri integritas orang
yang seperti ini.
Bagi beberapa kalangan, agama sudah kehilangan pamornya. Ada banyak
orang yang tidak lagi benar-benar meyakini agamanya walaupun di kartu
identitasnya masih tertulis beragama. Ada cukup banyak kenalan saya yang
seperti ini. Ada pula yang merasa belum waktunya bertobat karena masih muda.
Sehingga orang-orang yang memilih menjalankan ajaran agama seperti saya ini
dianggap sebagai orang yang kuno. {ST}