Suatu
hari, saya bertemu dengan seorang anak kecil yang lucu dan menggemaskan. Anak ini
menjauh dari ibunya dan duduk di dekat saya. Wajahnya cemberut. Saya menduga
dia sedang mengantuk karena waktu itu sudah menjelang jam 9 malam.
“Halo,
namanya siapa?” sapa saya ramah.
Anak
itu menjawab dengan menggumam, tidak terlalu jelas terdengar. Wajahnya tetap
saja cemberut.
“Delon,
delon,” tiba-tiba anak itu berseru. Dari beberapa kata, hanya kata itu yang
terdengar jelas.
“Oh,
mau dikelon, ya?” tebak saya. Wajahnya yang mengantuk dan tangannya yang
menunjuk ke arah mamanya menjadi dasar tebakan saya itu.
Mama
anak itu mendekat kemudian memegang kepala anaknya. Anak itu menolak sambil
tetap mengucapkan “delon” atau sesuatu yang terdengar mirip itu. Kali ini saya
tidak yakin lagi kalau yang diucapkan anak itu adalah kelon.
“Ini
anaknya minta drone. Tadi dia lihat ada orang yang pakai drone
jadi kepingin juga,” kata mama anak itu.
“Oalah,
saya pikir minta kelon. Mukanya cemberut ngantuk gitu, sih,” sahut saya.
“Iya
lagi ngantuk juga. Makanya rewel,” ucap sang mama seentara anak itu masih terus
mengucapkan, “delon, delon.”
“Mau
minum susu atau mau drone?” tanya sang mama.
Anak
kecil yang belumgenap 5 tahun iu langsung mengambil botol dot berisi susu itu. Ia
langsung meminumnya dengan semangat. Sepertinya ia sudah lupa dengan drone.
{@anahamaring}