Ana

Selasa, 13 Oktober 2020

Jaga Jarak di Bandara

 



            Setelah berbulan-bulan di rumah saja, akhirnya saya mendapat kesempatan untuk dapat terbang lagi. Penerbangan pada saat pandemi ini tidak seperti biasanya. Protokol kesehatan sangat ketat diberlakukan. Tentunya hal ini adalah sesuatu yang dapat dimaklumi. Bandara adalah pintu gerbang beredarnya virus ini ke seluruh Bumi.

            Salah satu yang diterapkan cukup ketat adalah menjaga jarak. Ada penanda khusus di lantai yang menandakan jarak aman antar orang. Selain itu, setiap beberapa waktu ada petugas yang mengingatkan. Orang-orang yang diingatkan ada yang wajahnya kurang senang karena ditegur. Namun, akhirnya mereka tetap mengikuti.

            Saya sendiri tidak keberatan apabila ditegur karena terlalu dekat dengan orang lain. Saya dapat memahami kebijakan jaga jarak untuk keamanan dan kenyamanan bersama. Sejujurnya saya juga merasa lebih nyaman karena ada jarak dengan orang lain yang tidak dikenal, dengan atau tanpa pandemi. {ST}

Minggu, 11 Oktober 2020

Pertama Kali Rapid Test Covid-19

 


            Pandemi Covid-19 tak kunjung berakhir. Sejak awal tahun 2020 sampai sekarang sudah bulan Oktober 2020, virus Covid-19 masih beredar. Kebijakan untuk pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sudah berulang kali ditetapkan di wilayah tempat saya tinggal.

            Sebagian besar masyarakat sudah pernah mengalami tes untuk mendeteksi virus ini. Ada yang atas prakarsa pemerintah. Ada pula yang mandiri karena keinginan pribadi. Saya sendiri melakukannya sebagai syarat untuk penerbangan yang akan saya lakukan di pertengahan bulan Oktober 2020.

            Saya pernah membaca berita, ada orang yang melarikan diri saat mau dites. Mungkin karena ketakutan. Saya sendiri sebenarnya agak takut juga untuk menjalani proses ini. Entah mengapa saya agak takup pada jarum suntik. Ketakutan itu membuat saya galau saat berjalan menuju tempat tes di RS yang letaknya tak jauh dari rumah saya.

            Petugas laboratorium ternyata mengetahui kegugupan saya. “Mbak, baru pertama kali rapid test, ya?” tanyanya. Ia menusukkan jarum bersamaan dengan pertanyaan itu.

            Ternyata pengambilan darah itu tidak sakit-sakit amat. Prosesnya sangat cepat. Ya, namanya juga rapid test. Hasilnya keluar setelah menunggu satu jam kemudian. Saya bersyukur hasilnya non reaktif alias negatif. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini