Sungai Kahayan menjadi bagian dari
masa kecil saya di Palangkaraya. Sungai ini memang mengalir melewati Kota
Palangkaraya, ibu kota Kalimantan Tengah. Sungai ini pula yang menghubungkan
kota ini dengan Tewang Pajangan, desa kecil tempat ayah saya dilahirkan.
Waktu kecil, saya suka bermain ke
tepi Sungai Kahayan. Tempat tinggal saya tidak terlalu jauh dari tepi sungai.
Untuk mencapai tepi sungai dapat dilakukan dengan berjalan kaki. Ada beberapa
tempat yang sering saya kunjungi, yaitu pemukiman yang menggunakan jalan
setapak kayu dan tempat pembuatan bata.
Waktu kecil dulu, sungai ini
terlihat sangat besar. Sisi seberang terlihat sangat jauh dari tempat saya
biasanya memandang. Untuk menyeberanginya tidak bisa dengan berenang, harus
menggunakan sampan atau kelotok. Saya dan teman-teman biasanya hanya bermain di tepinya saja.
Itu pun tidak terlalu sering karena kami sebenarnya dilarang untuk main di
sungai.
Saat remaja, saya meninggalkan kota
ini dan pindah ke Jakarta. Walaupun demikian, saya masih sering ke kota ini.
Orang tua saya sekarang memilih untuk tinggal di kota ini. Kebanyakan keluarga
saya juga berada di Palangkaraya. Saya paling sering ke Palangkaraya untuk
merayakan Natal. Pernah juga saat Paskah.
Sungai Kahayan sekarang sudah dapat
diseberangi dengan mudah. Ada jembatan indah yang dibangun untuk menghubungkan
kedua sisi sungai besar ini. Jembatan melengkungg berwarna merah itu sekarang
menjadi salah satu ikon kota ini. Setiap kali berkunjung ke Palangkaraya, saya
selalu menyempatkan diri untuk mampir ke tepi Sungai Kahayan, biasanya ke dekat
jembatan yang dikenal sebagai Jembatan Kahayan ini. {ST}