Beberapa
tahun yang lalu, saya pernah sangat takut menyeberangi jalan. Mungkin itu
karena saya pernah tertabrak sepeda motor saat menyeberang jalan waktu kecil
dulu. Ketakutan itu saya rasakan selama bertahun-tahun. Tiap kali mau menyeberang
jalan, saya berusaha mencari teman atau orang lain yang mau membantu
mengantarkan saya sampai ke seberang jalan.
Selama
bertahun-tahun pula, saya tidak kesulitan mencari orang yang mau membantu saya
menyeberang. Orang asing pun, terutama para pria, biasanya dengan sigap
membantu saya menyeberang jalan. Biasanya mereka berjalan di sisi arah
datangnya kendaraan.
Walaupun
tidak kesulitan mendapatkan teman menyeberang, saya tetap berusaha untuk berani
menyeberang jalan sendirian. Keberanian itu baru saya dapatkan saat saya kuliah
di sebuah kampus di daerah Grogol. Saya ingat waktu itu saya ketakutan sekali
mau menyeberang ke arah terminal. Setelah berusaha menenangkan diri, saya
akhirnya bisa berjalan dengan tenang ke seberang. Konon kabarnya dalam urusan
menyeberang jalan, berjalan dengan tenang lebih aman dibandingkan berlari.
Setelah
keberanian saya muncul, saya dapat menyeberang tanpa harus ada yang menemani.
Akan tetapi, teman-teman saya, terutama para pria, biasanya langsung mengambil
tempat di bagian datangnya kendaraan tanpa diminta. Sikap seperti itu
seakan-akan melindungi saya. Saya pun tidak keberatan.
Saat
bekerja di kantor saya yang sekarang, saya sering menggunakan bus untuk pergi
dan pulang kerja. Saya harus menyeberang jalan menuju halte bus yang berada di
tengah jalan itu. Pengalaman menyeberang ini selalu membuat saya bersyukur.
Saya bersyukur karena sekarang sudah berani menyeberang sendiri tanpa takut
atau tergantung pada orang lain.
Dari
beberapa kali pengalaman menyeberang itu, saya jadi mengamati orang-orang yang
menyeberang. Para pria yang membantu menyeberangi jalan sudah jarang saya
temui. Kalaupun ada, biasanya para satpam yang bertugas di depan kantor saya.
Pria-pria lainnya cuek-cuek aja saat menyeberang. Beberapa bahkan ada yang
ngumpet dan berjalan paling jauh dari datangnya arah kendaraan. Sekali lagi
saya bersyukur sudah memiliki keberanian untuk menyeberang jalan sendiri. {ST}