Selama
berkendara menggunakan bus, saya sering bertemu dengan orang yang membawa anak
kecil. Mereka ini biasanya mendapatkan kursi prioritas di bus. Biasanya yang
duduk di kursi adalah ibunya. Anaknya duduk di pangkuannya.
Suatu
pagi, saya bertemu dengan seorang anak balita yang mau duduk sendiri di kursi.
Ia bersikeras tidak mau dipangku oleh ibunya. Saya melihat raut wajah khawatir
ibu itu. Anak yang selalu bergerak itu memang masih terlalu kecil untuk duduk
sendiri.
“Biar
saya yang jaga,” kata ibu lansia yang duduk di sebelah anak itu.
Ibu
yang sudah tak lagi muda itu memang layak mendapatkan kursi prioritas.
Rambutnya sudah memutih dan kulitnya keriput.
“Anggap
kaya cucu sendiri,” katanya lagi sambil memegangi anak kecil yang tidak bisa
diam itu.
Kami
semua yang ada di sekitar situ tersenyum lega
saat melihat anak itu tidak menolak untuk dipegang. Saya bersyukur
karena bertemu orang-orang yang masih mau menolong sesama yang belum
dikenalnya. {ST}