Ana

Jumat, 01 November 2019

Sedih Melihat Unggas Hidup yang Dijual


            Saya jarang sekali membeli bahan makanan dari unggas yang belum dimasak. Biasanya saya lebih memilih makanan yang sudah dimasak. Kalaupun membeli yang belum dimasak, biasanya yang sudah disembelih dan dibersihkan. Setiba di rumah, urusan masak-memasak saya serahkan kepada asisten rumah tangga.
            Saya tahu di beberapa pasar ada yang menjual unggas hidup. Unggas-unggas tersebut, biasanya ayam dan bebek, baru disembelih saat ada yang membelinya. Bahan makanan tersebut dijamin masih segar saat pembeli menerimanya.
            Saat ini, saat catatan ini saya tulis, saya lagi suka membuat cerita tentang hewan alias fabel. Dalam cerita fabel, hewan-hewan itu memiliki karakter seperti manusia atau dikenal dengan personifikasi. Saat melihat hewan-hewan, saya sering membayangkan karakternya. Demikian pula yang saya alami saat melihat unggas-unggas di pasar.
            Saya agak sedih saat melihat unggas yang dikurung dalam kandang sempit. Kandang sempit itu dipenuhi oleh beberapa unggas sampai bergerak pun susah. Ada pula ayam yang diikat kakinya dan sepertinya sudah pasrah pada nasibnya. Saya benar-benar sedih saat melihat ada ayam yang disembelih. Saya masih mendengar suaranya yang menghilang walaupun sudah memalingkan muka.

            Anak-anak unggas yang dijual juga membuat saya sedih. Biasanya anak-anak unggas yang masih kecil ini diletakkan di dalam kotak beramai-ramai. Mereka hidup berdesak-desakan. Kelegaan hanya mereka rasakan sebentar saat mau dipindahkan. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini