Ana

Jumat, 13 September 2019

B.J. Habibie Wafat




            Hari Rabu tanggal 11 September 2019 ada kabar duka bagi bangsa Indonesia. Bapak B.J. Habibie wafat di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Presiden RI yang ketiga itu wafat pada usia 83 tahun. Usia yang cukup panjang untuk ukuran manusia normal. Pak Habibie wafat pada pukul 18.05 WIB.

            Banyak orang yang merasa kehilangan atas wafatnya Pak Habibie. Saya juga merasa kehilangan walaupun tidak kenal secara pribadi. Saya mengagumi karya-karyanya dan juga komitmennya dalam kehidupan.

            Pak Habibie yang dikaruniai kecerdasan itu pernah mendapatkan kehidupan yang nyaman di Jerman. Namun, ia memilih pulang untuk membangun bangsanya. Di Indonesia ia mengembangkan teknologi, terutama penerbangan. Memiliki pesawat sendiri memang menjadi salah satu solusi untuk menyatukan negara kepulauan seperti Indonesia ini.

            Komitmennya membangun negeri melalui teknologi itu tidak berhenti walaupun ia sudah tidak lagi menajdi pejabat publik. Pak Habibie masih terus menyebarkan kesadaran teknologi dan inovasi dengan berbagai cara. Saya pernah menghadiri beberapa acara yang digagas oleh Pak Habibie. Saya juga pernah menghadiri acara yang dihadiri oleh Pak Habibie. Saat itu usianya sudah tidak muda lagi, tetapi ia tetap menyampaikan pendapatnya dengan bersemangat.

            Komitmen Pak Habibie yang membuat banyak orang kagum adalah kesetiaannya pada istrinya, Bu Ainun. Pasangan ini terkenal saling mencintai dan menghargai sepanjang pernikahan mereka. Kisah cinta mereka adalah panutan bagi banyak orang dan pasangan, termasuk saya. Kisah cinta mereka telah dijadikan buku dan film.

            Prestasi tertinggi Pak Habibie di negeri ini adalah menjadi presiden. Ia menjadi presiden ketiga menggantikan Pak Harto yang memerintah selama 32 tahun. Jabatan presiden ini diemban oleh Pak Habibie karena Pak Harto terpaksa mengundurkan diri. Pak Habibie yang saat itu berjabatan sebagai wakil presiden yang menggantikannya. Dari beberapa informasi yang saya baca, Pak Habibie tidak terlalu berobsesi dengan jabatan presiden itu.

            Pak Habibie dikenal dengan nama akrab Rudy, yang diambil dari nama Bacharudin. Nama ini pernah menjadi tokoh dalam cerita serial yang saya buat. Saat itu saya kebingungan mencari nama tokoh yang mudah disebut, mudah diingat, dan tidak terlalu rumit. Saya memilih nama Rudi untuk tokoh anak laki-laki. Sedangkan untuk nama tokoh anak perempuan kembarannya saya beri nama Runi. Nama itu saya sematkan pada tokoh karangan saya itu sepulang dari pertemuan tentang teknologi di mana Pak Habibie juga datang menghadirinya.

            Sebelum wafat, Pak Habibie dirawat di RSPAD Gatot Subroto. Rumah sakit ini memang menjadi tempat berobat untuk para pejabat termasuk presiden dan mantan presiden beserta wakil dan keluarganya. Rumah sakit yang saya lalui saat menuju tempat kerja ini terlihat padat saat Pak Habibie masuk ke RS. Sepertinya banyak orang yang datang ingin menjenguknya.

            Sebelum dinyatakan secara resmi telah meninggal, beredar kabar tentang wafatnya Pak Habibie. Kabar hoaks itu beredar di group-group WhatsApp tanpa diketahui sumbernya dari mana. Saya sudah keburu sedih waktu mengetahui kabar itu. Lega rasanya saat tahu kabar itu ternyata tidak benar. Kelegaan itu hanya berlangsung sesaat karena tak lama kemudian Pak Habibie dinyatakan meninggal oleh keluarga dan pihak RSPAD.

            Selamat jalan Pak Habibie. Semoga karyanya selama di dunia ini menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk membangun Indonesia dengan berbasis teknologi. Semoga pula makin banyak pria yang mencintai istrinya seperti Pak Habibie mencintai Bu Ainun. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini