Dunia
maya di Indonesia belum lama ini dihebohkan oleh berita anak balita yang diberi
minum kopi lima kali sehari oleh ibunya. Alasannya karena sang ibu tidak mampu
membeli susu. Berita ini memancing banyak reaksi termasuk dari saya. Saya
prihatin membaca berita itu.
Setelah
saya baca lebih lanjut, ibu itu memang agak kurang pengetahuannya tentang
pemeliharaan anak. Selain itu, kedua orang tua bayi itu juga memiliki
keterbatasan ekonomi. Mereka bekerja sebagai buruh dengan penghasilan tak
tentu. Dalam salah satu artikel yang saya baca, penghasilan mereka Rp 20.000
sampai Rp 40.000 per hari. Itu pun kalau lagi ada pekerjaaan.
Saya
tidak kenal sama sekali dengan anak itu, tetapi saya merasa sedih. Anak balita
itu dapat digolongkan sebagai bayi. Usianya baru 14 bulan. Bayi itu sudah
meminum kopi sejak usianya 6 bulan. Usia segitu seharusnya si anak minumnya air
susu ibu. Alasan tidak punya uang untuk membeli susu seharusnya tidak perlu
dijadikan alasan. Wong, susunya bisa berasal dari ibunya, kok.
Setelah
viralnya berita ini, ada banyak bantuan yang diberikan kepada ibu dan anaknya
yang peminum kopi itu. Bantuan itu berupa uang, susu formula, dan biskuit.
Dengan menggunakan bantuan itu sang ibu memberi makan tambahan kepada anaknya.
Kabarnya ibu itu bersyukur karena anaknya mendapat tambahan gizi lebih dari
yang dia berikan.
Kabarnya
pula ada petugas dari dinas kesehatan yang datang untuk memberikan pengetahuan dan
pelatihan tentang kesehatan kepada orang tua anak itu. Semoga saja pengetahuan
itu berguna untuk mengasuh dan membesarkan anaknya. {ST}