Ana

Jumat, 06 September 2019

Disuruh Pindah Tempat Duduk Karena Masih Muda




            Kemarin pagi saya menghadiri acara formal yang dihadiri oleh orang-orang yang cukup terhormat di negeri ini. Acara itu dibuat dalam sebuah ruangan besar dengan meja-meja bundar di dalamnya. Di meja-meja itu diberi tulisan siapa saja yang berhak duduk di tempat itu, ada yang untuk VIP dan juga undangan “biasa”. Saya termasuk undangan “biasa” itu. Demikian pula seorang pria muda yang sudah lebih dulu di situ.
            Tak lama kemudian, datanglah sepasang suami istri yang sudah terlihat tua. Kedua orang itu juga ingin duduk bersama di meja kami. Tentu saja kami mengizinkan karena beberapa kursi yang ada di situ memang kosong. Yang tidak saya sangka, si ibu tua itu meminta si anak muda yang sudah duluan duduk untuk pindah. Dengan sikapnya yang sama sekali tidak menghargai itu sebenarnya sudah dapat dikatakan mengusir.
            Dari meja sebelah, si anak muda yang terusir itu duduk bersama dengan ibunya. Ibunya tidak kalah tua dengan ibu yang mengusirnya. Melihat itu, saya jadi prihatin. Keprihatinan saya itu saya sampaikan kepadanya saat kami bertemu lagi. Dia mengatakan kalau dia bisa memaklumi kecerewetan si ibu tua itu.
            “Kasih aja buat yang lebih tua. Lagian masih ada tempat duduk lain,” katanya.
            Saya mengangguk-angguk saja mendengar ucapannya itu. Iya memang benar masih ada tempat duduk lain di situ. Kalau seandainya tidak ada tempat lain, mungkin akan lain ceritanya. Apalagi ibunya sendiri juga sudah tua.
            Setelah hampir dua jam lamanya bersama si ibu tua pengusir itu, saya lebih dapat memaklumi mengapa si anak muda itu memberikan tempat duduknya. Ibu tua itu berbicara tanpa henti. Sebagian topik pembicaraannya ngomongin orang. Saya tidak betah mendengarnya. Saya sempat “melarikan diri” sejenak sebelum kembali lagi ke tempat semula. {ST}  

Popular Posts

Isi blog ini