Plastik
yang tidak mudah terurai di alam sudah menjadi pengetahuan umum. Barang ini
memang awet, bisa bertahan samapi ratusan tahun tanpa lapuk. Keawetannya itu
baik selama beberapa waktu, terutama saat digunakan sebagai kemasan. Namun,
setelah itu, plastik menjadi sampah.
Beberapa
jenis sampah plastik, misalnya yang berbentuk botol dan gelas, dapat didaur
ulang. Sampah yang berbentuk botol dan gelas plastik bahkan sampai menimbulkan
profesi baru yaitu pemulung dan pengepul. Botol dan gelas itu diproses menjadi
bijih plastik yang kemudian dapat diolah lagi untuk membuat barang baru.
Saat
berkunjung ke TPA Bantargebang, saya bertemu dengan beberapa orang yang
berprofesi sebagai pemulung dan pengepul. Orang yang memiliki profesi ini
sepertinya memang dibiarkan saja di sekitar tempat itu.
Kalau
dipikir-pikir, para pemulung itu membantu juga dalam pengelolaan sampah. Sampah
yang masih dapat didaur ulang, yaitu botol dan gelas plastik itu, dipilih dan
dipilah oleh mereka. Pengelola TPA tidak perlu mengeluarkan biaya khusus untuk
pemilahan ini karena para pemulung yang mengerjakannya tidak mendapat bayaran.
Mereka baru dibayar saat barang temuan mereka itu dijual ke pengepul. Nah,
pengepul juga mendapat penghasilan dari menjual barang ini kepada pihak yang
melakukan proses berikutnya. {ST}