Ana

Senin, 19 Agustus 2019

Memasyarakatkan Kimia Dimulai dari Anak-Anak




            Saya pernah mendapat undangan acara tentang kimia yang diikuti oleh anak-anak. Acara yang diadakan sebagai CSR dari perusahaan bahan kimia bekerja sama dengan FMIPA UI.
            “Bahan kimia itu berbahaya atau tidak?” tanya orang yang berada di panggung.
            “BERBAHAYAAA!” jawab anak-anak itu serentak dengan suara yang membahana.
            Konotasi bahan kimia yang berbahaya itu memang telah melekat pada bangsa ini. Hampir apa saja yang mengandung bahan kimia, dianggap berbahaya atau minimal merugikan. Padahal, tidak semua bahan kimia itu berbahaya. Bahan kimia itu sifatnya netral, sama seperti api atau air gitu. Kalau tahu cara memanfaatkannya, maka akan berguna bagi kehidupan manusia.
            Kebanyakan bahan yang dikenal sebagai “bahan kimia” yang sering diberitakan memang berbahaya, misalnya untuk pengawet makanan, racun, dan bahan peledak. Padahal, udara yang kita hirup, oksigen, juga mengandung unsur kimia. Demikian pula air yang sehari-hari kita minum. Bahan kimia tidak lepas dari kehidupan kita mulai dari lahir sampai meninggal kelak. Badan manusia pun tersusun dari bahan kimia.
            Pengetahuan anak-anak itu tentang bahan kimia yang berbahaya dapat dimaklumi. Dengan usia mereka yang masih duduk di bangku SD, mereka belum mengenal pelajaran kimia secara resmi. Pengetahuan mereka mungkin didapatkan dari orang-orang sekitar mereka yang menganggap bahan kimia itu berbahaya.
            Selain dikenal karena bahayanya, bahan kimia atau chemistry, juga disalahpahami dengan makna lain. Beberapa tayangan di tv yang tak sengaja saya tonton menganggap kalah chemistry itu adalah kecocokan hubungan antara 2 orang, biasanya yang pacaran. Saya biasanya hampir selalu mengganti saluran TV saat ada siaran seperti ini. Namun, kadang-kadang saya tak berdaya saat nonton TV bersama dengan ibu-ibu penggemar siaran gosip.
            Dalam perbincangan santai saat makan siang, dosen kimia dan orang dari perusahaan kimia menyampaikan pendapat yang sama, tentang konotasi orang Indonesia mengenai bahan kimia. Perlu banyak orang yang bekerja sama untuk mengubah pendapat itu. Saya memutuskan untuk ikut dalam gerakan itu, memasyarakatkan tentang kimia. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini