Hari
Minggu tanggal 4 Agustus 2019 menjadi bagian dari catatan sejarah. Pada hari
itu listrik di Jakarta dan sekitarnya padam. Padamnya tidak tanggung-tanggung,
lebih dari 6 jam. Padamnya listrik itu bukan karena pemadaman listrik bergilir
melainkan karena kerusakan pada jaringan. Kerusakan jaringan itu membuat
listrik di Jakarta dan Jawa Barat padam.
Padamnya
listrik selama beberapa jam itu sangat mengganggu jalannya kehidupan warga kota
metropolitan yang sudah terbiasa dengan listrik. Banyak toko dan juga usaha
kecil yang terpaksa berhenti operasi karena tidak ada listrik. Untuk usaha yang
lebih besar, yang biasanya memiliki genset, masih lumayan. Genset yang dapat
digunakan selama beberapa jam itu dapat dijadikan sebagai “penyambung nyawa”.
Peralatan
elektronik di rumah-rumah warga pun banyak yang terkendala. Yang paling cepat
terkena akibatnya adalah kulkas alias lemari es. Benda ini selalu memerlukan
listrik untuk menjadikannya tetap dingin. Untuk yang lainnya, seperti lampu,
TV, dan AC, baru terasa di saat malam hari. Pada malam hari-lah benda-benda itu
paling diperlukan.
Saya
tidak akan pernah melupakan kejadian pada hari itu. Tanggal 4 Agustus adalah
hari ulang tahun saya. Sebelum merasakan akibat dari padamnya listrik ini, saya
merayakan ulang tahun saya bersama di daerah Puncak. Hmmmm… Sebenarnya itu
bukan perayaan ultah saya, sih. Itu pas lagi ada cara lingkungan dan saya ikut
menjadi bagiannya.
Padamnya
listrik di kota metropolitan itu membuat banyak orang gelisah dan
uring-uringan. Sepertinya hampir semua penduduk Jakarta mengalami
ketergantungan pada listrik. Listrik hampir selalu dilibatkan dalam semua
kegiatan mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi. Yang paling mengganggu buat
beberapa oranga dalah terputusnya internet.
Sampai
tulisan ini saya buat, peneybab padamnya listrik itu masih dalam penyelidikan.
Ada banyak gosip beredar termasuk karena pohon sengon. Entah apa masalahnya,
yang pasti untuk pemulihannya memerlukan waktu cukup lama. Di perumahan tempat
saya tinggal. Listrik baru kembali mengalir sekitar 8 jam setelah pemadaman. Setelah
menyala dari malam sampai pagi, listrik kembali apdam di pagi harinya.
Kerugian
akibat padamnya listrik ini sangat banyak. Keluarga kami yang memiliki bisnis
kecil juga terkena imbasnya. Tidak terbayangkan bagaimana kalau bisnis besar.
Untuk mengganti kerugian ini, kabarnya PLN akan memberikan kompensasi berupa
potongan biaya. Walaupun demikian, kerugian yang hialng belum tentu bisa
tergantikan. Semoga saja kejadian seperti ini tidak terulang lagi di Indonesia
ini. {ST}