Di
antara aneka sampah yang berbahan plastik, sampah saset termasuk yang paling
banyak jumlahnya. O ya, saset itu terjemahan bahasa Indonesia untuk sachet, kalau bingung. Kemasan saset
memang praktis dan banayk digunakan untuk berbagai macam jenis barang, dari
makanan yang bergizi sampai racun serangga yang sangat beracun.
Saya
mendapatkan informasi dari sebuah perusahaan terkenal, produk-produk mereka
yang dijual menggunakan kemasan saset lebih laku dijual. Lebih laku dalam
jumlah atau kuantitasnya. Untuk nilai harganya, sih, belum tentu. Mereka tidak
memberi tahu informasi berupa angka.
Saya
dapat memaklumi kalau kemasan saset lebih laku dijual. Kemasan saset yang
beredar di Indonesia kebanyakan kemasan untuk satu kali pakai. Lihat saja
kemasan minuman, makanan, sabun cuci, dan sampo. Kemasan-kemasan itu walaupun
terangkai panjang, digunakan secara satuan untuk pemakaian sekali pakai.
Banyaknya
produksi sampah saset itu mengakibatkan banyaknya pula sampah plastik dalam
bentuk saset. Sampah ini tidak mudah diolah. Akibatnya banyak sampah saset yang
mencemari lingkungan mulai dari lautan sampai pegunungan. Sampah ini sering
ditemukan di alam yang menjadi tempat wisata.
Beberapa
pihak ada yang mulai memanfaatkan sampah saset ini dan menjadikannya karya
seni. Ada cukup banyak komunitas yang membuat anyaman yang dibuat dari sampah
saset. Anyaman ini ada yang dijadikan tas, dompet, dan juga tempat tisu.
Saya
pernah membeli produk seperti ini. Saya membeli tas yang dibuat dari kemasan
kopi yang pernah saya nikmati. Saya juga pernah mencoba membuatnya, sih. Namun,
sepertinya usaha saya in kurang sukses karena kesulitan mendapatkan bahan.
Untuk membuat barang yang bagus, perlu bahan saset yang bentuknya masih bagus.
Nah, di sinilah kendalanya. Tidak semua saset bekas bentuknya bagus. Ada banyak
yang disobek sembarangan yang membuat bentuknya menjadi tidak layak untuk
didaur ulang. Ini adalah sesuatu yang dapat saya maklumi mengingat sifat
barang-barang saset pada umumnya memang dibuat untuk sekali pakai saja.
Saya
turut bergembira saat mendengar kabar ada pabrik baru yang dapat mengolah
sampah plastik dari saset ini. Pabrik yang didirikan di dekat Surabaya ini
bekerja sama dengan banyak komunitas yang memiliki bank sampah. Sebuah produsen
yang produknya sangat merakyat pun ikut serta dalam gerakan mengumpukan sachet
ini. Produsen ini, yang memiliki puluhan brand,
memang salah satu penyumbang terbesar sampah saset di negeri ini.
Pengolahan
sampah saset ini menggunakan teknologi yang dikembangkan di Jerman. Sampah
saset diolah lagi menjadi plastik yang dapat digunakan lagi menjadi saset.
Tentunya ini adalah sesuatu yang baik bagi lingkungan. Namun, biaya
pengolahannya cukup mahal, sehingga harga plastik olahan dari saset ini pun
ikut mahal. Harganya bahkan lebih mahal dibandingkan dengan harga bijih plastik
biasa.
Secara
bisnis, memilih bahan plastik dari bahan daur ulang yang harganya mahal
tentunya bukan pilihan yang bijaksana. Saya dapat memaklumi kalau pabrik ini
akan mengalami banyak kendala untuk memasarkan produknya. Akan tetapi, saya
mengapresiasi langkah ini. Ini adalah langkah awal untuk pelestarain Bumi kita.
Langkah awal memang kadang-kadang menemui jalan terjal dan berharga mahal. {ST}