Ana

Sabtu, 06 Juli 2019

Sampah Saset yang Susah Didaur Ulang




            Di antara aneka sampah yang berbahan plastik, sampah saset termasuk yang paling banyak jumlahnya.  O ya, saset  itu terjemahan bahasa Indonesia untuk sachet, kalau bingung. Kemasan saset memang praktis dan banayk digunakan untuk berbagai macam jenis barang, dari makanan yang bergizi sampai racun serangga yang sangat beracun.
            Saya mendapatkan informasi dari sebuah perusahaan terkenal, produk-produk mereka yang dijual menggunakan kemasan saset lebih laku dijual. Lebih laku dalam jumlah atau kuantitasnya. Untuk nilai harganya, sih, belum tentu. Mereka tidak memberi tahu informasi berupa angka.
            Saya dapat memaklumi kalau kemasan saset lebih laku dijual. Kemasan saset yang beredar di Indonesia kebanyakan kemasan untuk satu kali pakai. Lihat saja kemasan minuman, makanan, sabun cuci, dan sampo. Kemasan-kemasan itu walaupun terangkai panjang, digunakan secara satuan untuk pemakaian sekali pakai.
            Banyaknya produksi sampah saset itu mengakibatkan banyaknya pula sampah plastik dalam bentuk saset. Sampah ini tidak mudah diolah. Akibatnya banyak sampah saset yang mencemari lingkungan mulai dari lautan sampai pegunungan. Sampah ini sering ditemukan di alam yang menjadi tempat wisata.
            Beberapa pihak ada yang mulai memanfaatkan sampah saset ini dan menjadikannya karya seni. Ada cukup banyak komunitas yang membuat anyaman yang dibuat dari sampah saset. Anyaman ini ada yang dijadikan tas, dompet, dan juga tempat tisu.
            Saya pernah membeli produk seperti ini. Saya membeli tas yang dibuat dari kemasan kopi yang pernah saya nikmati. Saya juga pernah mencoba membuatnya, sih. Namun, sepertinya usaha saya in kurang sukses karena kesulitan mendapatkan bahan. Untuk membuat barang yang bagus, perlu bahan saset yang bentuknya masih bagus. Nah, di sinilah kendalanya. Tidak semua saset bekas bentuknya bagus. Ada banyak yang disobek sembarangan yang membuat bentuknya menjadi tidak layak untuk didaur ulang. Ini adalah sesuatu yang dapat saya maklumi mengingat sifat barang-barang saset pada umumnya memang dibuat untuk sekali pakai saja.
            Saya turut bergembira saat mendengar kabar ada pabrik baru yang dapat mengolah sampah plastik dari saset ini. Pabrik yang didirikan di dekat Surabaya ini bekerja sama dengan banyak komunitas yang memiliki bank sampah. Sebuah produsen yang produknya sangat merakyat pun ikut serta dalam gerakan mengumpukan sachet ini. Produsen ini, yang memiliki puluhan brand, memang salah satu penyumbang terbesar sampah saset di negeri ini.
            Pengolahan sampah saset ini menggunakan teknologi yang dikembangkan di Jerman. Sampah saset diolah lagi menjadi plastik yang dapat digunakan lagi menjadi saset. Tentunya ini adalah sesuatu yang baik bagi lingkungan. Namun, biaya pengolahannya cukup mahal, sehingga harga plastik olahan dari saset ini pun ikut mahal. Harganya bahkan lebih mahal dibandingkan dengan harga bijih plastik biasa.
            Secara bisnis, memilih bahan plastik dari bahan daur ulang yang harganya mahal tentunya bukan pilihan yang bijaksana. Saya dapat memaklumi kalau pabrik ini akan mengalami banyak kendala untuk memasarkan produknya. Akan tetapi, saya mengapresiasi langkah ini. Ini adalah langkah awal untuk pelestarain Bumi kita. Langkah awal memang kadang-kadang menemui jalan terjal dan berharga mahal. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini