Setahun
yang lalu, media sosial dihebohkan oleh instalasi bambu di sekitar Bundaran HI
Jakarta. Instalasi bambu itu membuat kehebohan karena harganya yang sangat
mahal dan bentuknya yang dianggap tidak senonoh. Ada yang menganggap bentuknya
seperti orang yang sedang berpelukan. Ada juga yang melihatnya seperti pasangan
yang sedang bersetubuh. Saya melihatnya lebih mirip kotoran manusia.
Jujur
saja, saya tidak terlalu bisa menikmati seni instalasi ini. Saya pernah mencoba
melihatnya dari berbagai sudut, antara lain dari Bundaran HI, dari seberang
jalan, dari halte di tengah jalan, dan dari atas. Hampir semua penampakannya
tidak terlalu indah. Bayangan akan kotoran manusia itu membuat saya agak
bergidik jijik.
Instalasi
bambu itu ternyata tidak berumur panjang. Pada bulan Juli 2019 ini, instalasi
yang pernah menghebohkan itu dibongkar. Pembongkarannya kembali membuat heboh.
Reaksi orang beraneka ragam. Ada yang menyayangkan karena instalasi berbiaya
besar itu hanya sebentar menghiasi ibu kota negara ini. Ada juga yang merasa
senang karena benda itu akhirnya hilang dari pandangan.
Kehebohan
ini makin bertambah karena sang pembuat mengatakan kalau biaya instalasi itu
tidak sampai 500 juta rupiah. Belum lagi ditambah dengan kabar bahwa instalasi
yang tidak berumur panjang itu konon kabarnya rusak karena tak tahan pada
pencemaran kota Jakarta yang bertambah parah.
Saya
termasuk yang senang instalasi itu dilepas. Rasa senang dan syukur saya itu
makin terasa saat melihatnya langsung. Tempat di mana instalasi itu pernah
berdiri sudah tidak ada lagi jejaknya. Rumput di tempat itu jauh lebih indah
daripada instalasi yang mirip *** itu. {ST}