Ana

Rabu, 31 Juli 2019

Bus Toilet




            Toilet menjadi salah satu masalah penting pada tempat wisata di Indonesia. Banyak tempat wisata yang tidak ada toiletnya. Ada juga yang sudah memiliki toilet tetapi tidak layak. Masalah toilet ini menjadi pertimbangan bagi beberapa orang untuk berkunjung ke suatu tempat. Beberapa teman saya yang menganut standar toilet bersih tidak mau berkunjung ke tempat-tempat yang tidak ada toiletnya.
            Saya termasuk orang yang cuek tentang urusan toilet. Saya mencoba membiasakan diri dengan fasilitas yang ada. Saya cukup senang saat ada bus toilet di Monas. Saat itu memang ada acara yang dihadiri oleh orang banyak. Toilet yang ada di sekitar Monas tentunya tidak cukup untuk digunakan bersama-sama pada waktu yang sama.
            Bus toilet ini ternyata cukup bersih, kok. Entahlah kalau penggunakanya sudah ribuan orang. Semoga saja semua penggunanya dapat menjaga kebersihan dan para petugasnya rajin bekerja. {ST}

Senin, 29 Juli 2019

Kuda Delman di Tengah Kemacetan




            Di sekitar Monas, terutama saat hari libur, banyak delman yang beredar. Para pengemudi delman ini mencari nafkah sebagai delman wisata keliling area Monas. Ongkosnya cukup mahal. Untuk keliling area Monas dikenakan tarif Rp 100.000.
            Ongkos yang mahal membuat banyak orang merasa tidak mau rugi. Dalam sebuah trip, biasanya delman selalu terlihat penuh penumpang. Beberapa anak-anak yang ditemani oleh orang dewasa berjubel dalam delman. Tentunya beban yang ditarik oleh kudanya akan bertambah berat.
            Beberapa waktu yang lalu, di daerah Monas pernah ditetapkan kebijakan melarang delman. Saat melihat pengumuman itu, itu saya tidak melihat ada delman di sekitar Monas. Saya pikir kebijakan itu akan terus berjalan. Ternyata tidak. Kebijakan itu berubah, atau dilanggar, pada pertengahan tahun 2019 ini.
            Pada pertengahan bulan Juli 2019, ada keriuhan di sekitar Monas. Ada acara Lebaran Betawi pada tanggal 19 sampai 21 Juli 2019. Acara ini mengundang banyak orang datang ke tempat ini. Delman-delman pun berdatangan untuk mendapatkan rezeki. Ada banyak delman yang terlihat di sekitar Monas pada saat itu.
            Saya sempat datang sebentar ke acara itu. Saya hanya berjalan-jalan tanpa bisa menikmatinya karena terlalu banyak orang yang datang. Bergerak pun susah rasanya. Akhirnya saya keluar saja dan memutuskan untuk pulang menggunakan bus Transjakarta. Pilihan ini saya ambil karena jalur bus terlihat lebih lengang dibandingkan dengan jalur kendaraan biasa. Tentunya perjalanan pulang akan dapat ditempuh dalam waktu yang lebih singkat.
            Ternyata perjalanan itu tidak sesuai harapan saya. Banyak kendaraan lain, termasuk delman, yang masuk ke dalam jalur bus. Perjalanan menjadi tersendat dan memakan waktu yang cukup lama. Pada saat itulah saya melihat delman di kerumunan kendaraan. Delman yang dihias itu dipenuhi oleh penumpang. Saya merasa kasihan melihat kuda yang menarik delman itu. Selain karena bebannya yang berat, juga karena polusi udara di sekitarnya. Biasanya, kalau ada binatang lucu, saya sering mendoakan supaya selalu sehat dan panjang umur, mirip seperti doa saat ulang tahun. Akan tetapi saya tidak berdoa demikian saat melihat kuda yang menarik delman di tengah kemacetan Jakarta itu. Saya mendoakan sebaliknya. {ST}
Baca juga:


Minggu, 28 Juli 2019

Perjuangan untuk Tidur yang Cukup




            Saya sering kesulitan untuk tidur di malam hari. Keadaan ini sudah terjadi sejak saya masih kecil. Keadaan ini bertambah parah apabila saya tidur siang. Sepertinya saya dapat digolongkan sebagai orang yang terkena insomnia.
            Dalam tahun-tahun kehidupan saya, kesulitan tidur itu kadang-kadang menjadi berkat. Saya cukup banyak menghasilkan karya kreatif saat  malam menjelang dini hari. Beberapa karya tulis saya, terutama fiksi, saya buat di malam hari saat tidak bisa tidur itu.
            Kesulitan tidur di malam hari itu kadang-kadang membuat saya mengantuk esok harinya. Tidur saat dini hari dan bangun di pagi hari membuat saya kekurangan jam tidur. Saya tahu ini tidak baik untuk kesehatan. Karena itu saya berupaya supaya dapat tidur cukup, yaitu 7 sampai 8 jam.
            Saya mencoba berbagai tips yang ada, antara lain berolahraga, tidak terhubung dengan peralatan elektronik, terapi pijat, dan meredupkan cahaya. Dari semua tips itu, hanya olahraga dan pijat yang rasanya cukup ampuh. Namun, itu pun tidak selalu berhasil. Ada kalanya saya tetap terjaga sampai tanggal berganti. Sampai sekarang perjuangan saya untuk mengatur waktu tidur masih belum selesai. {ST}

Sabtu, 27 Juli 2019

Instalasi Bambu Bundaran HI Akhirnya Dibongkar




            Setahun yang lalu, media sosial dihebohkan oleh instalasi bambu di sekitar Bundaran HI Jakarta. Instalasi bambu itu membuat kehebohan karena harganya yang sangat mahal dan bentuknya yang dianggap tidak senonoh. Ada yang menganggap bentuknya seperti orang yang sedang berpelukan. Ada juga yang melihatnya seperti pasangan yang sedang bersetubuh. Saya melihatnya lebih mirip kotoran manusia.
            Jujur saja, saya tidak terlalu bisa menikmati seni instalasi ini. Saya pernah mencoba melihatnya dari berbagai sudut, antara lain dari Bundaran HI, dari seberang jalan, dari halte di tengah jalan, dan dari atas. Hampir semua penampakannya tidak terlalu indah. Bayangan akan kotoran manusia itu membuat saya agak bergidik jijik.
            Instalasi bambu itu ternyata tidak berumur panjang. Pada bulan Juli 2019 ini, instalasi yang pernah menghebohkan itu dibongkar. Pembongkarannya kembali membuat heboh. Reaksi orang beraneka ragam. Ada yang menyayangkan karena instalasi berbiaya besar itu hanya sebentar menghiasi ibu kota negara ini. Ada juga yang merasa senang karena benda itu akhirnya hilang dari pandangan.
            Kehebohan ini makin bertambah karena sang pembuat mengatakan kalau biaya instalasi itu tidak sampai 500 juta rupiah. Belum lagi ditambah dengan kabar bahwa instalasi yang tidak berumur panjang itu konon kabarnya rusak karena tak tahan pada pencemaran kota Jakarta yang bertambah parah.
            Saya termasuk yang senang instalasi itu dilepas. Rasa senang dan syukur saya itu makin terasa saat melihatnya langsung. Tempat di mana instalasi itu pernah berdiri sudah tidak ada lagi jejaknya. Rumput di tempat itu jauh lebih indah daripada instalasi yang mirip *** itu. {ST}

Kamis, 25 Juli 2019

Saat Paket dari Gramedia.com Tiba




            Saya sudah cukup lama tahu tentang Gramedia.com, toko buku online yang dikelola oleh perusahaan toko buku yang sering saya datangi. Walaupun demikian, saya tidak terlalu tertarik untuk membeli buku lewat situs ini. Saya lebih suka datang langsung ke tokonya. Suasana toko buku ini selalu membuat saya merasa senang. Kadang-kadang saya sengaja datang ke toko buku ini untuk “cuci mata”.
            Saya akhirnya mencoba juga membeli buku dan majalah menggunakan Gramedia.com. Prosesnya hampir sama dengan toko online lainnya yaitu registrasi, memilih barang, dan membayar. Barang pesanan saya ini dalam waktu 2 hari. Cukup cepat, kok.
            Saya senang sekali saat paket kiriman saya itu datang. Saya langsung membuka dan membacanya. Membeli buku terasa lebih mudah. Namun,  anehnya saya malah merindukan cara membeli buku yang tidak mudah. Saya merindukan berjalan-jalan di toko buku dan menikmati pemandangannya sebelum memutuskan untuk membeli buku. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini