Saya
mendapat kesempatan untuk berkunjung ke pabrik mobil di daerah Karawang. Pabrik
ini adalah salah satu pabrik mobil terbesar di Indonesia. Dari pabrik inilah
sebagian besar mobil yang berada di jalan-jalan seluruh Indonesia berasal. Saya
datang bersama rombongan yang sebagiannya terdiri dari anak-anak kecil.
Sebelum
memasuki pabrik, kami mendapat pengarahan tentang keamanan dan keselamatan.
Saat memasuki pabrik, kami semua memakan topi yang menggunakan pengaman khusus.
Kami juga harus mengenakan alat khusus untuk dapat mendengarkan panduan dari
petugas pemandu. Ada banyak peraturan lainnya. Namun, yang paling saya ingat
adalah tidak boleh memotret.
Suasanan
kerja seluruh pabrik ini dapat dilihat dengan mudah dari mezanin yang membentuk
lorong panjang. Lorong yang berada di bagian atas ini sepertinya memang dibuat
untuk memantau kinerja para pekerja pabrik di bagian bawahnya. Nah, di lorong
inilah rombongan kami berjalan sambil melihat-lihat. Pemandangan pabrik di
bagian bawah itu dijelaskan oleh seorang petugas yang suaranya dapat langsung
kami dengar menggunakan alat bantu dengar.
Pabrik
itu ternyata menghasilkan beberapa tipe kendaraan, tidak hanya satu saja. Yang
cukup menarik bagi saya ternyata di pabrik ini ada cukup banyak pekerjaan
manual. Ya, pekerjaan yang dilakukan oleh manusia. Saya pikir hampir semuanya
dikerjakan secara elektronik dan otomatis. Pekerjaan-pekerjaan yang dikerjakan
manusia antara lain memasang karpet, memasang kursi, dan memasang tulisan logo
di mobil.
Rangka
mobil yang akan dirakit diletakkan pada papan berjalan. Prosesnya dilakukan di
papan itu dengan menggunakan target waktu. Target waktunya tidak
tanggung-tanggung, dalam waktu 2 sampai 3 menit ada 1 mobil yang selesai
dikerjakan. Bayangkan saja berapa mobil yang dihasilkan dalam seharinya. O ya,
mobil-mobil yang dihasilkan di pabrik ini semuanya sudah ada pembelinya, lo.
Saat
keluar dari pabrik itu, saya memikirkan tentang polusi yang dihasilkan oleh
mobil-mobil produksi pabrik itu. Mobil-mobil itu akan menghasilkan gas pencemar
dan menambah macet kota-kota besar seperti Jakarta. Apakah produsen mobil ini
juga memikirkan tentang lingkungan?
Pertanyaan
itu langsung terjawab saat kami kembali ke ruangan awal. Di situ juga
dijelaskan kalah pabrik ini juga memiliki CSR yang mengurangi dampak jejak
karbon. Ada hutan bakau di beberapa tempat, ada juga tempat untuk pelestarian
burung bangau. Yeah, semoga saja upaya pengurangan karbon itu setimpal dengan
polusi yang dihasilkan oleh mobil-mobil yang diproduksi pabrik itu. {ST}