Tanggal
9 Mei 2019 yang lalu saya mendarat untuk pertama kalinya di New Yogyakarta
International Airport (NYIA). Bandara baru yang melayani penerbangan sekitar
daerah Yogyakarta ini letaknya di Kulonprogo. Bandara baru ini sekitar satu jam perjalanan darat jauhnya dari
pusat kota Yogyakarta.
Saat
membeli tiket ke Yogyakarta, saya belum tahu akan mendarat di bandara baru ini.
Baru tiga hari sebelum keberangkatan saya mendapat pemberitahuan bahwa
penerbangan yang saya pesan itu akan mendarat di bandara yang baru ini.
Saya
merasa senang sekaligus agak jengkel mendapat kabar itu. Senang karena saya
akan mendatangi tempat baru. Namun, jengkel juga karena saya perlu waktu,
tenaga, dan biaya tambahan untuk menuju pusat kota Yogyakarta tempat saya
menginap. Akhirnya saya memilih untuk bersenang-senang saja dengan petualangan
baru ini.
Rasa
senang saya makin bertambah saat mendapatkan fasilitas penjemputan gratis,
semacam shuttle bus gitu, deh. Saya
sudah menghubungi penjemput saya sebelum berangkat. Di sana tinggal janjian
untuk penjemputan. Lebih senang lagi karena saya adalah satu-satunya penumpang.
Rasa syukur saya tidak berhenti sampai di situ. Sebagai satu-satunya penumpang,
saya diantar sampai di depan pintu tempat saya menginap, bukan di tempat
perhentian shuttle bus.
Bandara
baru Yogyakarta ini terletak di pesisir pantai. Saya dapat melihat pesisir
pantai dan tambak-tambak garam sesaat sebelum mendarat. Tidak perlu
berputar-putar di atas landas pacu untuk mendarat di bandara baru ini.
Penerbangan yang saya tumpangi itu adalah satu-satunya penerbangan yang
dijadwalkan mendarat di situ. Berbeda dengan Bandara Adisucipto yang super
padat.
Saat
mendarat, penumpang keluar pesawat melewati garbarata, kemudian diarahkan ke
gedung terminal untuk mengambil bagasi. Gedung terminal baru itu sudah cukup
baik. Akan tetapi dapat dilihat dengan mudah kalau gedung itu sebenarnya belum
sepenuhnya selesai. Masih ada beberapa pekerjaan konstruksi yang dilakukan di
tempat ini. Para pekerja konstruksi pun masih berkeliaran.
Gedung
terminal itu menurut saya sudah cukup siap untuk menyambut penumpang.
Penerangan dan sirkulasi udaranya cukup baik. Ban berjalan untuk mengambil
bagasi juga sudah berfungsi. Toiletnya juga bersih dan dapat berfungsi dengan
baik.
Bangunan
bandara ini mengingatkan pada bangunan Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, hanya
saja ukurannya lebih kecil. Salah satu hal yang paling membedakan adalah
petugasnya. Petugas di bandara ini njawani banget. Mereka berbicara dengan
logat medok khas Jawa dan menunjukkan arah dengan menggunakan jempol. Menunjuk
dengan menggunakan jempol merupakan cara menunjuk yang sopan dalam budaya Jawa.
Adanya
bandara baru dini diharapkan menjadi pintu gerbang baru bagi Daerah Istimewa
Yogyakarta dan juga Jawa Tengah. Bandara yang pembangunannya digagas pada masa
pemerintakan Presiden Joko Widodo ini sudah dapat digunakan pada akhir bulan
April 2019. Bandara baru ini diharapkan juga dapat mengurangi kepadatan
penumpang pada mudik Lebaran tahun 2019 ini. {ST}