Ana

Sabtu, 20 April 2019

Salah Sebut Nama Saat Pemilu Karena Tulisan Tangan




            Salah satu syarat untuk mencoblos di TPS adalah memiliki formulir C6. Formulir ini diberikan ke masing-masing pemilih di tempat tinggalnya beberapa hari sebelum pemilu. Di rumah kami, formulir C6 diberikan 2 hari sebelum pemilu.
            Saya senang sekali saat melihat formulir ini di meja ruang tengah kami. Saya segera mengecek nama-nama yang tertulis di formulir itu. Lega sekali saat melihat nama saya di situ walaupun tulisannya agak susah dibaca. Tulisan itu tulisan tangan menggunakan bolpoin berwarna hitam.
            Tulisan yang susah dibaca itu ternyata tidak hanya menurut saya. Petugas di TPS ternyata juga susah membacanya. Petugas itu sudah memanggil nama yang salah berkali-kali. Saya curiga nama saya yang dipanggil karena ada sedikit kemiripan.
            “Ibu dipanggil dari tadi gak datang-datang,” tegur petugas perempuan itu.
            “Nama saya bukan yang Ibu sebutkan itu. Siapa tadi? Sawaka? Sawala?Nama saya Sylvana,” balas saya agak jengkel.
            “Lah, ini tulisannya begini. Gak bisa dibaca begini,” omel ibu itu.
            “Oh, bukan saya yang nulis, kok. Makanya untuk acara sepenting ini jangan pake tulisan tangan,” ujar saya sambil ikut mengomel.
            “Yaaa…gimana, ya. Kan, banyak banget yang harus ditulis,” terdengar suara seorang pria. Ternyata itu adalah suara Pak RT. Sepertinya dialah yang bertugas menuliskan formulir ini.
            Memang ada banyak hal yang perlu dievaluasi dari Pemilu tahun 2019 ini. Salah satunya adalah formulir C6 yang terkait dengan nama warga. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini