Suatu
kali, keluarga kami berkunjung ke sebuah tempat makan yang letaknya tak jauh
dari sawah. Sebagian padi di sawah itu ada yang baru saja dipanen. Sebagian
lainnya sedang diolah dan diairi. Yang jelas, pematang sawah dapat terlihat
dengan jelas.
Pematang
yang terlihat jelas itu seakan-akan mengundang saya untuk menapakinya. Saya
kemudian mengajak keponakan kecil saya yang saat itu masih berusia 3 tahun. Sambil
bergandengan tangan, kami berjalan menyusuri pematang. Bergandengan tangan akan
lebih mudah apabila kita berjalan bersisian. Agak susah kalau berjalannya
berurutan. Apalagi tinggi kami tidak sama.
Keponakan
kecil saya ini sangat suka bermain dan berlari-lari. Saat itu, ia pun tidak
tahan untuk berlari. Sementara saya berteriak-teriak memanggil namanya dari
belakang. Anak kecil itu memelankan langkahnya sebentar. Tak lama kemudian dia
akan kembali melaju. Kejadian ini berulang berkali-kali.
Walaupun
kejadian yang mirip-mirip itu terulang berkali-kali, saya tidak bosan. Saya
malah senang melihat keponakan saya itu tertawa gembira sambil berlari-lari.
Anak ini lebih mengenal tempat itu daripada saya. Dari ceritanya, tempat ini
adalah tempat bermain favoritnya. Dia tahu tempat saluran air yang ada ikannya.
Dia juga tahu tempat padi yang baru ditanam.
Setelah
beberapa jam, kami kembali ke tempat makan itu. Saya segera menghabiskan 2
gelas minuman. Saya juga memaksa keponakan kecil saya itu untuk minum supaya
badannya tetap terhidrasi dengan baik. Kami pulang tak lama kemudian.
Kegembiraan
bermain dengan keponakan membuat saya melupakan rasa lelah di tubuh saya.
Sepulangnya dari tempat itu, barulah badan saya terasa lelah. Sangat lelah
tepatnya. Saya tertidur sampai 4 jam. Itu waktu tidur siang yang sangat lama. {ST}