Rempah-rempah
dari Nusantara telah lama terkenal di dunia. Aneka hasil tumbuhan dari negeri
tropis ini telah ratusan tahun menjadi barang berharga di Eropa. Di Eropa yang
memiliki 4 musim, aneka rempah yang menghangatkan ini memang sangat berharga.
Hanya orang-orang tertentu saja yang boleh menyantap makanan mewah bercampur
rempah ini.
Ada
yang mengatakan kalau rempah-rempah dari Nusantara juga digunakan di Mesir.
Beberapa jenis rempah memang ada yang ditemukan di dalam piramida, makam para
raja itu. Keberadaannya di dalam makam raja membuktikan bahwa rempah-rempah ini
merupakan barang yang berharga mahal.
Rempah-rempah
pula yang mengundang bangsa-bangsa Eropa untuk menjelajah sampai ke Indonesia.
Sebelum itu, bangsa-bangsa Eropa mendapatkan rempah-rempah Nusantara dengan
perantaraan pedagang Asia atau Afrika, kebanyakan pedagang Arab. Menemukan
langsung sumbernya tentu saja menjadi peluang besar bagi bangsa Eropa.
Rempah-rempah
itu ada banyak macamnya. Saya sendiri juga tidak tahu pasti ada berapa macam
yang dapat digolongkan sebagai rempah-rempah. Bagian yang digunakan untuk
dikonsumsi pun beraneka macam. Ada yang digunakan bagian bunganya, buahnya,
daunnya, batangnya, dan umbinya. Rempah yang paling terkenal antara lain
cengkih, pala, lada, kayu manis, dan jahe.
Rempah-rempah
ini saat ini menjadi bagian dari resep beberapa makanan di Eropa. Pada masa
lalu, makanan itu adalah makanan mahal nan mewah. Saat ini, makanan yang
berbumbu rempah-rempah menjadi makanan biasa yang ditemukan di mana saja dengan
harga murah. Salah satu yang paling umum adalah lada alias merica. Bumbu ini
sering disandingkan dengan garam di meja makan.
Saat
ini rempah-rempah Nusantara, yang telah menjadi negara Indonesia, tidak terlalu
merajai dunia rempah-rempah seperti dulu lagi. Banyak rempah-rempah yang dapat
ditanam di bagian duni alain. Bahkan daerah tersebut menjadi daerah penghasil
yang lebih terkenal dibandingkan dengan Nusantara.
Anak-anak
Indonesia, termasuk saya, juga tidak terlalu peduli dengan yang namanya
rempah-rempah. Sepertinya saya masih mendingan karena memiliki ketertarikan
akan sejarah rempah dan juga jenis-jenisnya. Beberapa kenalan saya ada banyak
yang tidak peduli sama sekali. Baik itu dari generasi saya maupun generasi
lainnya.
Belum
lama ini saya menghadiri acara yang sepertinya untuk mengingat ulang kejayaan
rempah Nusantara. Acara yang dikemas bernuansa akademik ini dihadiri oleh cukup
banyak orang. Namun, gaungnya di dunia maya tidak terlalu terlihat, tertutup
oleh riuhnya menjelang pemilihan umum.
Saya
pribadi bertekad untuk lebih memperdalam pengetahuan saya tentang
rempah-rempah. Saya juga akan membagikan pengetahuan saya itu dalam
tulisan-tulisan yang akan saya buat. {ST}