Belum
lama ini KPID Jawa Barat mengeluarkan kebijakan untuk membatasi tayangan dan
siaran beberapa lagu barat. Pembatasan itu dilakukan karena liriknya yang
mengandung konten dewasa dan tidak layak untuk anak. Pembatasan jam siar ini
mengundang banyak reaksi termasuk dari saya.
Lagu-lagu
tersebut, jumlahnya ada 17 lagu, dianggap mengandung konten dewasa. Jadi, jam
penayangan atau siarannya hanya boleh pada pukul 22.00 sampai 03.00. Peraturan
ini hanya berlaku di wilayah Jawa Barat saja. Saya yang bukan penghuni tetap
Jawa Barat sebenarnya tidak terkena dampak langsung dari pembatasan ini.
Mengapa
saya bereaksi atas kebijakan ini? Karena menurut saya kebijakan ini tidak tepat
terutama di saat sekarang ini. Berpuluh-puluh tahun yang lalu mungkin kebijakan
ini efektif. Saat itu orang-orang memang hanya mendapat sumber lagu dari
televisi dan radio. Namun, saat ini tidak demikian. Siapa saja dapat mengakses
lagu apa saja dari internet. Internet pun dapat diakses dengan mudah
menggunakan telepon genggam.
Saya
sendiri sering mendengarkan lagu-lagu dari Spotify. Aplikasi yang berisi
lagu-lagu dan podcast ini selalu menemani saya setiap hari. Untuk waktu
mendengarkannya, ya terserah saya saja. Tidak ada yang mengatur. Tidak ada pula
yang bisa mengaturnya atau membatasi waktunya.
Beberapa
lagu itu sudah cukup lama beredar. Ada yang sudah lebih dari satu tahun.
Walaupun bukan penggemar berat lagu-lagu yang dibatasi itu, saya cukup
mengikuti perkembangannya. Apalagi salah seorang teman saya ada yang suka
banget salah satu lagu itu.
Pembatasan
penyiaran lagu-lagu itu juga mengundang reaksi dari para penyanyi lagu itu. Ada
seorang artis yang menuliskan protesnya di Twitter. Protesnya itu mengundang
reaksi banyak orang, baik pengikutnya dan juga dari media massa. Protesnya itu
juga mengesankan bahwa itu kebijakan Indonesia sebagai sebuah negara, padahal
kebijakan itu hanya berlaku di Jawa Barat. O ya, kebijakan itu juga membuat
kesan yang tidak terlalu baik bagi republik ini.
Dengan
membatasi penyiaran lagu-lagu itu, masyarakat malah makin penasaran. Tak heran
apabila lagu-lagu itu malah menjadi makin terkenal karena makin banyak orang
yang mencari informasinya di internet. Saya juga mencari informasi tentang
lagu-lagu itu. Ada juga kenalan saya yang langsung melihat videonya di Youtube
dan mencari liriknya tentang apa.
Ada
cara lain untuk membatasi anak-anak dari konten yang tidak layak anak. Cara ini
melibatkan orang-orang dewasa yang berada di lingkungannya. Selain itu, si anak
juga harus diberikan konten layak anak yang menarik. Kalau si anak sudah
tertarik akan sesuatu, kemungkinan ia tidak akan terlalu tertarik pada hal
lain. {ST}