Saya
sering mendapatkan kesempatan nonton film bioskop tanpa harus membayar.
Biasanya film-film yang saya tonton untuk anak-anak atau remaja. Film yang saya
tonton tadi malam juga tentang anak-anak. Film ini mengisahkan persahabatan
manusia dengan seekor singa.
Film
produksi negara Eropa itu memang tidak seseru film Hollywood. Tidak ada adegan
yang menghebohkan dengan efek khusus di
film ini. Yang menjadi kekuatan film ini
adalah jalan ceritanya dan juga nilai-nilai persahabatan dan kekeluargaannya.
Kalau tujuannya untuk menanamkan nilai-nilai baik kepada anak-anak, film ini
termasuk film yang bagus. Ceritanya mengharukan dan hasil akhirnya
membahagiakan.
Saya
memberi nilai 7 dari 10 untuk film ini. Nilai yang cukup baik, kok. Selain
ceritanya, musiknya juga bagus. Cocok dengan jalan ceritanya yang mengambil
tempat di Afrika. Saya cukup terhibur saat menonton film ini sampai selesai.
Namun
tampaknya tidak banyak orang yang sependapat dengan saya malam itu. Di ruangan
teater tempat saya menonton itu, dapat diketahui dengan mudah beberapa orang
yang tidak menikmati film itu. Ada yang bolak-balik mengeluh bosan, ada juga
yang ketiduran (suara ngoroknya terdengar). Beberapa lainnya meninggalkan
ruangan teater sebelum film berakhir. Yang paling mengganggu adalah yang main
HP. Layarnya yang bercahaya sangat mengganggu di ruangan teater yang gelap itu.
Setelah
bubaran teater, saya mengamati orang-orang lain di sekitar saya. Ada beberapa
orang media seperti saya. Ada juga beberapa undangan khusus seperti para
“artis”. Itu saya beri tanda petik karena saya agak meragukan art macam apa
yang dia hasilkan sampai disebut artis. Nah, mereka inilah yang mengeluarkan
komentar bahwa film ini membosankan. Mungkin memang tidak cocok dengan selera
mereka, ya…. Yang jelas saya menikmati film ini. Pesan yang disampaikan masih
membekas dalam inagtan saya sampai-sampai saya membuat catatan ini. {ST}