Saya
cukup tertarik dengan aromaterapi. Cukup tertarik itu artinya saya pernah
mencoba beberapa aroma yang kira-kira berguna untuk saya. Ada juga yang saya
coba karena saya suka aromanya. Aromaterapi yang saya gunakan kebanyakan
berbentuk dupa yang dibakar, minyak yang dimasak, dan juga produk-produk untuk
digunakan.
Belum
lama ini saya berkunjung ke Perpustakaan Daerah DKI Jakarta yang terletak di
Kompleks Taman Ismail Marzuki. Ada buku tentang aromaterapi yang menarik
perhatian saya. Saya pun akhirnya meminjamnya dan tentu saja membacanya.
Dari
buku itu, saya baru tahu ternyata pengetahuan saya tentang aromaterapi
benar-benar sedikit. Ternyata ada banyak sekali aroma yang dapat dijadikan
bahan untuk aromaterapi. Beberapa bahan itu, seperti lavender, jeruk, dan pala,
memang sudah tidak asing lagi. Namun,
ada juga yang saya baru tahu. Misalnya saja myrrh,
atau yang dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai mur. Benda ini adalah rempah
mahal yang dapat digunakan sebagai aromaterapi. Mur ini pula yang sepertinya
dibawa oleh orang Majus pada saat kelahiran Yesus Kristus.
Salah
satu cara mendapatkan manfaat aromaterapi adalah dengan memijat. Pijatan ini
dilakukan dengan menggunakan minyak aromaterapi. Minyaknya sendiri tidak murni
mengandung satu bahan saja. Kebanyakan minyak aromaterapi merupakan campuran minyak
dasar dan aroma yang digunakan. Wah, boleh juga, nih, dicoba kapan-kapan. {ST}