Belum
lama ini ada berita yang cukup mengejutkan bagi saya. Ada 14 orang anak yang
dikeluarkan dari sekolahnya karena mereka terinfeksi HIV. Mereka dikeluarkan
karena banyaknya orang tua dan wali murid yang keberatan dengan keberadaan
mereka di sekolah itu. Alasannya karena dikhawatirkan akan menulari anak-anak
mereka yang bersekolah bersama.
Virus
yang menyebabkan penyakit AIDS itu memang belum ada obatnya sampai sekarang. Namun,
bukan itu yang membuat kebanyakan orang menjauhi para pengidap HIV ini. Virus ini tidak mudah penularannya. HIV
menular melalui hubungan seks (yang biasanya dilakukan tidak dengan pasangan
resmi) dan juga karena jarum suntik yang digunakan untuk narkoba. Pokoknya yang
berkaitan dengan AIDS sering dianggap karena kelakuan yang negatif.
Kelakuan
negatif yang menyebabkan tertularnya HIV itu biasanya dilakukan oleh orang
dewasa. Anak-anak yang dikeluarkan dari sekolah ini kemungkinan mendapatkan
virus itu dari orang tua mereka. Bisa saja mereka memang dilahirkan dalam
keadaan sudah terinfeksi virus ini.
Virus
ini penularannya tidak seperti virus flu. HIV hanya menular melalui kontak
cairan tubuh seperti darah dan sperma. Berada di ruangan yang sama dan
menggunakan toilet yang sama tidak akan membuat orang tertular HIV. Saya tidak
tahu apa alasan orang tua dan para wali murid yang keberatan itu. Kira-kira
mereka kurang memahami bagaimana penularan HIV.
Terlepas
dari itu, saya juga prihatin akan nasib anak-anak yang dikeluarkan dari sekolah
itu. Mereka sebenarnya memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan. Kondisi
mereka yang sudah terinfeksi oleh HIV itu masih ditambah lagi dengan penolakan
para orang dewasa yang kurang wawasan itu.
Hari
ini saya cukup terhibur saat mengetahui akan ada sekolah yang mau menampung
anak-anak pengidap HIV yang dikeluarkan dari sekolah itu. Kalaupun ada kendala,
anak-anak itu akan belajar dengan sistem home schooling. Semoga saja mereka
dapat tetap hidup dengan optimis dan menjadi berkat selama hidupnya. {ST}