Ana

Jumat, 04 Januari 2019

Payung Basah di Bus




            Pada akhir tahun 2018 sampai awal bulan Januari 2019 ini kerap terjadi hujan di Jakarta. Hujan disertai angin beberapa kali terjadi di sekitar tempat saya beraktivitas. Hujan yang disertai angin kencang juga terjadi di beberapa daerah lain di Indonesia. Saya menuliskan sebuah artikel kecil tentang ini.
            Sebagai pelindung supaya tidak kehujanan, banyak orang yang membawa payung. Saya juga selalu membawa payung di tas saya untuk berjaga-jaga. Payung itu sering sekali saya gunakan akhir-akhir ini. Baik di pagi hari saat hendak pergi bekerja, maupun di sore hari.
            Suatu pagi, saya berjalan memakai payung ke halte bus di dekat rumah saya. Dari situ saya kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan bus transjakarta. Saya langsung menaiki bus yang paling cepat datangnya tanpa menunggu ada atau tidaknya tempat duduk yang kosong. Nah, di bus ini saya tidak kebagian tempat duduk. Saya terpaksa berdiri sambil memegang payung saya yang basah.
            Payung basah itu saya pegang di tangan yang sama dengan yang saya gunakan untuk memegang tiang. Sementara tangan saya yang satunya lagi untuk memegang pegangan yang menggantung di atas. Sambil berdiri, saya melihat-lihat pemandangan di luar.
            “Mbak, basah, Mbak,” kata orang yang duduk di depan saya.
            Saya terkejut mendengarnya. Saya juga teringat pada kalimat yang diucapkan oleh Pak Jokowi dalam salahs atu vlognya. Pada vlog itu ceritanya Pak Jokowi sedang bermain di sekitar kolam renang bersama cucunya.
            Saya celingukan mencara apa yang dikatakan basah itu. Ternyata payung saya yang basah. Payung itu meneteskan air di sepanjang tiang yang saya pegang. Sebagian airnya mengenai ibu yang duduk di depan saya itu. Melihat hal itu, saya serta-merta meminta maaf pada ibu itu. Saya kemudian meletakkan payung saya di bawah, dekat kaki saya. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini