Ana

Selasa, 15 Januari 2019

Memindahkan Kucing Tertabrak





            Suatu pagi saat sedang berjalan di jembatan penyeberangan, ada keributan di bawah saya. Ada beberapa kendaraan berhenti. Ada juga yang memelankan lajunya. Di tengah-tengah keributan itu, ada seorang perempuan yang berjalan menuju tepi jalan. Di tangannya ada seekor kucing. Sepertinya kucing itu sudah tak bernyawa lagi.
            Siangnya, saya melewati tempat itu lagi. Saya sebenarnya sudah tidak ingat lagi peristiwa kucing yang tertabrak tadi pagi. Saya baru teringat saat melihat badan kucing itu di tepi jalan yang saya lewati. Kucing itu memang sudah tak bernyawa. Namun, badannya belum mengeluarkan bau. Semoga saja petugas kebersihan segera membawa jasadnya,
            Mengingat perempuan yang membawa jasad kucing itu ke tepi, saya menduga bahwa ia penyayang binatang. Bagi beberapa penyayang binatang, rasanya memang tidak tega melihat binatang yang sekarat di jalan. Ada juga, sih, yang tega-tega aja. Saya pernah mengenal orang yang memang sengaja melindas binatang yang ditemukannya terbaring di jalan. Apalagi kalau binatang itu sejenis tikus, ular, dan kodok.
            Saya sendiri mungkin akan tergerak untuk memindahkan jasad binatang seperti anjing dan kucing. Kalau tikus, ular, dan kodok, mungkin saya akan membiarkannya saja tergeletak. Anjing dan kucing sudah dikenal sebagai binatang peliharaan yang menjadi sahabat baik manusia. Walaupun tidak memiliki anjing dan kucing sendiri, saya tetap tidak tega melihat anjing dan kucing yang tertabrak di jalanan. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini