Tanggal
21 Januari 2019 ada gerhana Bulan yang terjadi. Gerhana Bulan ini juga disebut supermoon. Bulan terlihat lebih besar
karena sedang berada dalam jarak terdekatnya dengan Bumi. Yang kali ini tidak
hanya sekedar supermoon. Peristiwa ini disebut super blood wolf moon, gabungan dari supermoon, blood moon, dan wolf
moon.
Blood moon terjadi pada saat gerhana
bulan. Saat mengalami gerhana, permukaan Bulan berubah menjadi berwarna merah
seperti berdarah. Wolf moon adalah
sebutan bulan purnama yang terjadi di bulan Januari di Amerika. Pada saat itu
sedang musim mencari pasangan bagi serigala. Serigala-serigala akan melolong
saat melihat Bulan purnama.
Gerhana
Bulan yang istimewa ini menarik perhatian banyak orang. Tidak hanya penggemar
astronomi, orang yang biasanya tidak terlalu peduli dengan peristiwa langit pun
ikut memberi perhatian. Tagar gerhana bulan ini memenuhi media sosial, termasuk
di Indonesia. Padahal orang-orang yang berada di Indonesia tidak memiliki kesempatan
untuk melihatnya secara langsung.
Pada
saat gerhana itu terjadi, di Indonesia sedang siang hari. Posisi Bulan pun
tidak dapat diamati secara langsung dari Indonesia. Bulan dapat dilihat dengan
baik dari Amerika Serikat sampai ke Kutub Utara. Mereka yang berada di tempat
inilah yang mendapat kesempatan untuk dapat melihat gerhana itu secara
langsung.
Sebagai
penggemar astronomi dan pengamat peristiwa langit, saya sangat ingin
menyaksikannya secara langsung. Saya bersyukur dengan adanya teknologi saat ini
dapat menyaksikan gerhana Bulan itu. Saya senang sekali saat melihat linimasa
Twitter saya dipenuhi oleh foto-foto gerhana Bulan ini. {ST}