Suatu
malam sepulang kerja, saya naik bus Transjakarta. Saya menyambut gembira karena
bus yang rutenya melewati halte dekat rumah itu tidak terlalu penuh. Ada cukup
banyak tempat duduk dalam bus itu. Saya pun kemudian memilih salah satu dari
tempat duduk itu.
Setelah
beberapa saat, saya mencium bau pesing. Bau pesing itu makin lama makin
menyengat. Saya melirik ke orang di sebelah saya yang sedang tertidur.
Sepertinya dia tidak terganggu sama sekali dengan adanya bau pesing itu.
Berhubung
ada banyak pilihan tempat duduk, saya pun berpindah mencari tempat duduk
lainnya. Kali ini saya memilih duduk di paling depan. Di tempat ini bau pesing
masih terasa, tetapi ada sedikit aroma kopi.
Saya
pikir saya akan terbiasa dengan bau pesing itu. Ternyata tidak. Makin lama
hidung saya makin bisa merasakan tajamnya aroma pesing itu sampai-sampai
rasanya kepala saya agak pusing. Saya pun kemudian memutuskan untuk keluar di
halte terdekat.
Bau
pesing itu saya duga berasal dari ompolan anak kecil penumpang bus yang
mengalir kemana-mana. Aromanya belum hilang karena bus belum sempat
dibersihkan. Adanya aroma kopi kemungkinan karena ada orang yang ingin menutupi
aroma pesing yang menyengat itu. Aroma kopi memang dikenal dapat menyamarkan
aroma lainnya.
Saat mencoba menghirup udara segar di halte, saya merasa agak prihatin
dengan kondektur yang bertugas di kendaraan itu. Semoga saja dia diberi
kekuatan untuk dapat menunaikan tugasnya di bus berbau pesing itu. {ST}