Bubur biasanya disajikan di mangkuk atau di piring yang cekung. Makanan yang
setengah padat setengah cair ini memang
lebih tepat diletakkan di tempat yang cekung supaya tetap hangat saat disantap.
Hal ini berlaku hampir di seluruh dunia.
Suatu
malam, saya memesan bubur manado untuk menu makan malam. Bubur yang didominasi
sayur-sayuran itu membuat saya tidak terlalu merasa bersalah saat menyantapnya
saat malam hari. Saya cukup sering mampir di foodcourt sebuah pusat
perbelanjaan untuk memesan menu ini.
Ada
yang berbeda pada bubur manado yang saya pesan malam itu. Buburnya disajikan di
piring ceper. Piring ceper ini biasanya digunakan untuk menyajikan nasi. Aneh
banget! Walaupun demikian, saya tetap menyantapnya karena sudah lapar.
Piring
ceper yang lebar itu membuat bubur lebih cepat dinginnya. Biasanya saat memakan
bubur manado yang baru mendidih perlu menunggu beberapa saat dulu. Yang ini
tidak perlu menunggu lama. Buburnya sudah keburu dingin sebelum saya sempat
menghabiskannya.
Saya
menyampaikan keberatan atas penyajian bubur di piring ceper itu. Bubur yang
disajikan di piring ceper benar-benar mengurangi kenikmatan memakan bubur. Semoga
tidak terulang lagi karena kalau penyajian seperti ini diteruskan, mereka akan
kehilangan salah satu pelanggannya. {ST}