Ana

Jumat, 11 Januari 2019

Buah Ceplukan di Supermarket


            Buah ceplukan menjadi bagian dari masa kecil saya yang menyenangkan. Buah kecil ini tumbuh liar di sekitar tempat tinggal saya di Palangkaraya. Buah ini terbungkus lapisan seperti daun. Untuk memakan isinya, kita perlu merobek bungkusnya dulu. Buah kecil ini rasanya manis asam. Hmm… atau asam manis, ya? Banyakan asamnya, sih.
            Setelah pindah ke Jakarta, saya hidup di tengah-tengah kota besar ini. Saya tidak pernah lagi menemukan buah ceplukan. Kalau temannya, si buah kemot, masih ada terlihat tumbuh liar. Buah ini kemudian menghilang dari kehidupan saya sampai akhirnya saya melihatnya lagi di sebuah supermarket.
            Buah ceplukan yang dijual di supermarket itu dikemas dalam kotak plastik dan dipajang di rak pendingin. Harganya lumayan mahal juga, mirip-mirip dengan harga buah anggur dan kiwi yang dipajang di dekatnya. Jumlah pajangannya pun banyak. Sepertinya buah ini dipajang di sini karena memang ada potensi pembelinya.
            Saat melihat buah itu, saya berpikir kalau buah itu dijual sebagai pelipur kenangan. Tentunya banyak orang dewasa, yang sekarang sudah mapan, ingin mengenang masa kecilnya yang menyenangkan. Ternyata tidak hanya itu, lo. Buah kecil ini diyakini memiliki banyak khasiat. Kalau dilihat dari beberapa situs internet, khasiatnya banyak sekali. Agak mirip seperti buah merah gitu, lah. Satu macam buah khasiatnya banyak sekali.
            Salah satu khasiatnya (yang paling masuk akal) adalah sebagai antioksidan dan sumber vitamin C. Paling masuk akal karena rasanya yang asam, mirip dengan sumber vitamin C lainnya. Kapan-kapan saya akan membelinya. Selain untuk mengenang masa kecil, juga supaya kulit halus dan mulus. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini