Kegiatan
menggunting kuku selalu menimbulkan bunyi. Kadang-kadang saya agak terganggu
dengan bunyinya apalagi saat sedang hening-heningnya. Suatu kali saya bertemu
dengan seorang ibu yang sedang menggunting kukunya di bus. Saya duduk di
sebelah ibu itu.
Bunyi
tik tik tik terdengar tak lama setelah saya duduk di sebelah ibu itu. Saya
refleks melirik ke arah tangan ibu itu walaupun sudah tahu kegiatan apa yang
dia lakukan. Saya lega karena kukunya terlihat pendek-pendek. Tentunya tidak
akan memakan waktu lama untuk memotongnya.
Setelah
2 halte berlalu, ibu itu masih saja sibuk memotong kukunya dengan berisik. Saya
akhirnya melirik. Rupanya ibu itu memotong kukunya sedikit demi sedikit. Saya
tidak tahu maksudnya apa. Entah supaya rapi atau karena hobinya memotong kuku.
Saya
mencoba mengabaikannya tetapi susah juga. Ditambah lagi dengan potongan kuku
ibu itu beberapa kali terlompat ke arah saya. Saya juga beberapa kali
menepisnya. Ibu itu sepertinya tidak sadar kalau potongan-potongan kukunya
berlompatan ke arah tetangga di sebelahnya.
Setelah
hampir setengah jam, ibu itu akhirnya menyimpan gunting kukunya. Saya pun dapat
duduk dengan tenang tanpa harus menepis kuku yang beterbangan. Namun,
ketenangan itu tidak berlangsung lama. Saya sudah harus turun di halte
terdekat. {ST}