Ana

Sabtu, 22 Desember 2018

Keluarga yang Makan dan Minum di Dalam Bus


            Akhir tahun 2018 saatnya liburan bagi anak-anak sekolah. Kalau saya, sih, tetap kerja. Banyak anak-anak terlihat di dalam bus yang saya tumpangi saat pergi bekerja. Anak-anak itu kebanyakan berada dalam rombongan bersama dengan orang tuanya.
            Pagi ini saya juga bertemu dengan rombongan anak-anak. Ada 4 orang anak dengan 2 orang ibu muda di dalam bus yang saya tempati. Mereka semua mendapatkan tempat duduk sementara saya berdiri. Keempat anak itu semuanya berwajah ngantuk. Dua anak yang masih balita bahkan ketiduran. Anak perempuan yang duduk di depan saya sepertinya berumur sekitar 10 tahun.
            Setelah bus berjalan beberapa lama, anak di depan saya itu terlihat gelisah. Ibunya, seorang perempuan muda yang duduk di dekatnya, ikut gelisah. Gerakannya yang kasak-kusuk mengundang perhatian saya.
            “Mana O**o? Coba carikan, Kak,” kata ibu itu sambil kembali kasak-kusuk membuka-buka tasnya.
            Orang yang disapa dengan sebutan “Kak” adalah anak yang lebih besar lagi, yang duduk di sisi lain ibu itu. Anak itu mengambil buntelan kantong plastik dari bawah tempat duduk dan membongkarnya dengan berisik. Ia mengeluarkan biskuit hitam O**o dari dalam kantong itu kemudian menyerahkan kepada ibu muda itu.
            Ibu muda itu kemudian menyuapkan biskuit itu pada anaknya yang duduk di depan saya. Lalu anak itu memegang biskuitnya dengan tangannya sendiri dan mengunyahnya dengan santai. Setelah itu si ibu itu pun membagi-bagikan biskuit pada rombongannya sebelum menyantapnya dengan berisik. Mereka tidak hanya makan, tetapi juga minum. Betul-betul seperti piknik keluarga. Mereka betul-betul mengabaikan peraturan dilarang makan dan minum di dalam bus.
            Saya yakin sekali kegiatan mereka itu menarik perhatian banyak penumpang lain dan juga petugas transjakarta yang berdiri di dekat pintu. Namun, tidak ada yang menegurnya. Saya juga tidak. Saya sebenarnya sudah sangat gatal untuk menegurnya. Sempat juga kepikiran untuk memberitahukannya kepada petugas. Saya juga sempat mau menegur anak yang duduk di depan saya itu.
            Saat tiba di halte tujuan, keluarga yang makan dan minum di dalam bus itu sudah tidak lagi makan dan minum. Untuk sesaat saya masih berniat untuk memberitahukan kepada petugas bus untuk menegur mereka. Mungkin mereka memang bermaksud tidak peduli pada aturan, tetapi mungkin juga mereka melakukannya karena tidak tahu aturan. Namun, saya mengabaikan niat itu karena waktu yang mendesak.  
            Dalam perjalanan menuju kantor, saya menyesal. Seharusnya saya meluangkan waktu untuk menegurnya. Mungkin saya akan dikira sebagai orang yang menyebalkan dan ikut campur urusan orang lain. Namun, itu semua demi kepentiangan umum dan juga kepentiangan anak-anak itu. Anak-anak itu, terutama anak yang duduk di depan saya itu, seharusnya sudah dapat diajari tentang kehidupan sosial bermasyarakat, termasuk menggunakan fasilitas umum seperti bus. Kadang-kadang sesuatu yang tidak baik yang terjadi di sekitar kita itu karena banyak orang-orang yang diam saja. Orang-orang yang tidak melakuakn aksi seakan-akan tidak peduli, seperti saya tadi pagi. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini