Ana

Senin, 31 Desember 2018

Harga Coretnya Lebih Murah




            Metode harga coret sering dilakukan oleh para penjual. Harga coret maksudnya dengan menampilkan harga yang dicoret, kemudian ada harga pengganti yang biasanya lebih murah. Biasanya informasinya disertai juga dengan perode tertentu. Metode ini untuk menarik perhatian pembeli supaya tertarik membeli selagi harganya murah.
            Metode harga coret di perusahaan retail menjadi sesuatu yang serius, lo. Ada petugas khusus yang mengerjakannya. Harga yang tertera pun menjadi perhatian bagi para manajer yang bertugas. Harga coret itu kadang-kadang menjadi hal pertama yang berhubungan dengan pelanggan. Sebagai alumni perusahaan retail, saya masih memiliki kebiasaan mengamati harga coret di toko yang saya kunjungi.
            Di akhir tahun 2018, saya mengunjungi toko besar yang menjual aneka barang. Di tempat ini  ada banyak barang-barang promosi yang dijual dengan harga coret. Ada satu yang menarik perhatian saya. Harga coretnya lebih murah daripada harga jualnya. Menarik perhatian belum tentu banyak pembelinya. Saya, sih, sudah pasti tidak tertarik membelinya. {ST}

Minggu, 30 Desember 2018

Tradisi Begadang Sambil Bakar-Bakar Saat Tahun Baru




            Entah sejak kapan mulainya, di Indonesia ini ada tradisi untuk melewatkan malam tahun baru dengan membakar-bakar. Tradisi ini tidak terkait dengan agama, kepercayaan dan suku tertentu. Yang dibakar tentu saja makanan untuk dinikmati bersama. Bahasa sononya barbeque. Bahan makanannya aneka rupa, mulai daging, ikan, jagung, dan lain-lain.
            Tradisi bakar-bakaran tahun baru itu menjadi salah satu komoditi dagangan perusahaan retail menjelang tahun baru. Saya dulu juga pernah memanfaatkan momen ini untuk mendapatkan penjualan. Saat itu saya bertanggung jawab aats departemen bazaar yang di dalamnya termasuk juga alat panggang beserta arangnya.
            Keluarga kami juga pernah ikut-ikutan melakukan tradisi ini. Saya ingat dulu kami pernah membakar makanan yang asapnya menyebar sampai ke tetangga yang agak galak. Si tetangga akhirnya menyatakan keberatan. Tradisi ini tidak terlalu mengakar di keluarg kami. Kegiatan bakar-bakaran itu hanya kami adakan atas kesepakatan bersama.
            Akhir tahun 2018 ini, kami sekeluarga sepakat untuk mengadakan acara bakar-bakaran. Kami juga mengundang beberapa keluarga dekat dan kerabat untuk melewatkan akhir tahun ini. Bagaimana ceritanya? Tahun depan, ya, akan saya bagikan di sini. {ST}

Sabtu, 29 Desember 2018

Belajar Hidroponik, Beli Starter Kit




            Salah satu tugas saya di akhir tahun 2018 adalah membuat tulisan tentang hidroponik. Untuk mendapatkan bahannya, saya mencari narasumber yang memang melakukan dan mengusahakan hidroponik. Narasumber ini ternyata mengundang saya untuk mengikuti workshop-nya juga.
            Saya dan beberapa teman yang tergabung dalam tim liputan ini mengikuti workshop yang diadakan di hari Sabtu pagi itu. Kami bergabung dengan orang-orang lain yang sepertinya sudah menjadi pelaku hidroponik. Kami juga dipersilakan mencoba tomat yang ditanam menggunakan sistem hidroponik.
            Dalam workshop itu ada banyak pelajaran yang didapat. Hidroponik adalah sistem menanam menggunakan air. Untuk nutrisi tanaman, ya, diberikan melalaui air itu. Tanaman hidroponik umumnya lebih cepat tumbuh besar. Tanaman yang dihasilkan juga lebih ringan rasanya, garing dan tidak pahit.
            Akibat mengikuti workshop itu, saya jadi tertarik untuk mencobanya. Setelah menyelesaikan semua tugas, saya kemudian membeli starter kit di tempat itu. Saya berniat mencobanya. Saya sudah mulai menyemai benihnya. Beberapa benih sudah ada yang tumbuh. Ada juga yang gagal. Sampai catatan ini dibuat, perkembangan tanaman saya baru segini, nih. Ntar kalau ada perkembangan lebih lanjut akan saya bagikan juga di blog ini. {ST}

Jumat, 28 Desember 2018

Belajar Geografi Daerah Bencana




            Di tahun 2018 ini ada banyak bencana yang terjadi di Indonesia. Yang paling menarik perhatian adalah gempa di Lombok, gempa dan tsunami di daerah Palu dan Donggala, dan yang terakhir tsunami yang terjadi di Selat Sunda.
            Bencana-bencana ini berada di tempat-tempat yang cukup jauh dari tempat tinggal saya. Tentunya itu adalah sesuatu yang sangat saya syukuri. Saya tidak terkena dampaknya dan masih hidup dengan keadaan sehat sampai sekarang. Bencana yang jauh itu membuat saya lebih banyak memantaunya dari media, baik media massa resmi maupun media sosial yang tidak terlalu jelas sumbernya.
            Bencana-bencana yang letaknya jauh itu juga memaksa saya untuk kembali belajar geografi. Saat ada daerah yang terkena bencana, saya langsung melihat peta. Sekarang tentunya meliha tpeta dapat lebih mudah karena ada internet. Nah, saat itulah baru muncul pengetahuan baru. Atau mungkin juga sebenarnya pengetahuan lama tetapi sudah saya lupakan.
            Salah satu yang paling menarik perhatian saya adalah tentang Palu. Saya pernah berkunjung ke kota ini. Keluarga saya bahkan pernah menjadi warga ibu kota Sulawesi Tengah ini. Saat dulu pergi ke sana, saya memang menaruh perhatian pada letak kotanya yang di antara laut dan pegunungan itu. Menurut saya kota ini unik, berbeda dengan kota-kota yang pernah saya tinggali sebelumnya. Palu ternyata berada di tanah endapan muda yang tidak stabil. Kota ini juga berada di teluk sempit yang ternyata malah memberi dampak tsunami yang besar pada kota ini.
            Daerah Selat Sunda juga menarik perhatian saya. Daerah yang terkena bencana di Selat Sunda ini pernah saya datangi sebelumnya. Daerah pesisir Banten menjadi tempat untuk beberapa acara yang pernah saya ikuti. Dulu, saya meyakini kalau daerah itu adalah daerah laut yang aman. Pada saat pemantauan itu juga saya baru tahu letak Pulau Sebuku dan Pulau Sebesi. Sebelumnya saya tidak menaruh perhatian sama sekali pada pulau-pulau ini.
            Setelah beberapa kali kembali belajar geografi untuk daerah yang terkena bencana, saya meneruskan pelajaran saya pada daerah–daerah lainnya. Untuk belajar tentang negeri tempat tinggal kita tidak perlu harus terkena bencana dulu. {ST}

Kamis, 27 Desember 2018

Pohon Natal dari Kain Nusantara di GKI Kwitang





            Hampir setiap tahun selalu ada pohon natal unik di GKI Kwitang, Jakarta. Tahun ini pohon natalnya terbuat dari kain-kain yang berasal dari seluruh Indonesia. Kain-kain itu membungkus kerucut besar yang dibentuk seperti pohon natal.
            Kain-kain dari aneka daerah itu melambangkan keragaman Indonesia. Keragaman Indonesia, terutama keragaman sukunya, juga ada di GKI Kwitang. Jemaat gereja ini ada yang berasal dari ujung timur sampai ujung barat Indonesia.
            Keragaman kain ini juga menjadi simbol dari tema Natal tahun ini yaitu Damai di Bumi Indonesia. Indonesia yang beraneka ragam budayanya ini sedang panas-panasnya menjelang pilkada. Suasana damai tidak hanya terjadi begitu saja, tetapi juga harus diperjuangkan dan dengan seizin Yang Maha Kuasa tentunya. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini