Saya
sempat terpana ketika memasuki kamar tempat menginap saya di Bali. Tempat tidur
ukuran besar itu berkelambu. Kelihatannya keren, sih. Namun, ada tersisip
pemikiran…. Jangan-jangan di sini banyak nyamuknya.
Kelambu
yang terbuat dari kain tipis itu memang gunanya untuk menangkal nyamuk. Waktu
kecil dulu, saya pernah menggunakan kelambu. Keluarga kami tidak selalu
menggunakan kelambu, hanya pada saat-saat tertentu, yaitu saat banyak nyamuk.
Kami
tidak lagi menggunakan kelambu saat mulai menggunakan AC di kamar tidur.
Penggunaan pendingin udara itu juga disertai dengan penyemprotan obat anti
nyamuk beberapa jam sebelum tidur. Akibatnya nyamuk pun hilang. Kelambu tak
lagi diperlukan.
Ada
yang mengatakan kelambu di tempat tidur itu romantis. Tempat tidurnya seperti
peraduan raja-raja zaman dahulu. Saya sudah mencoba membayangkan
keromantisannya tetapi tidak terlalu berhasil. Bagi saya kelambu hampir selalu
identik dengan nyamuk.
Akhirnya
saya menganggap kelambu sebagai hiasan. Tempat tidur memang terlihat lebih
keren dengan adanya kain-kain putih halus di pojokannya. Kain itu juga
mengurangi terangnya cahaya lampu yang berada tepat di atas tempat tidur.
Tempat tidur berkelambu ini menjadi tempat yang nyaman untuk membaringkan diri
walaupun lampunya menyala terang. {ST}