Tadi
pagi saya naik bus transjakarta yang penuh sekali penumpangnya. Biasanya saya
agak malas naik bus yang terlalu penuh. Namun, karena mengejar waktu kerja,
saya tetap naik bus itu. Biasanya setelah 2 sampai 3 halte ke depan, ada
penumpang bus yang turun.
Benar
saja setelah beberapa halte, ada penumpang yang turun. Saya pun akhirnya
mendapat tempat duduk. Walapun demikian, bus itu masih dapat dikatakan padat
penumpang. Dari tempat duduk, saya dapat melihat langsung ke kondektur. Saya
melihat dia mengamati setiap orang yang duduk. Kami sempat bertemu mata
sebentar sebelum akhirnya saya asyik membaca.
Di
sebuah halte, kembali terjadi penumpang yang naik dan turun dari bus. Namun,
kali ini agak berbeda. Pintu itu terbuka agak lama walaupun semua penumpang
yang ingin ikut sudah masuk. Saya akhirnya mengangkat pandangan mata saya,
mengira ada sesuatu yang terjadi.
“Mohon
perhatian penumpang, di bus ini diduga ada copet. Mohon jaga barang bawaannya
masing-masing,” kata kondektur itu dengan lantang.
Setelah
memberi peringatan itu, pintu bus menutup. Beberapa orang kasak-kusuk membuka
tasnya. Sepertinya mengecek barang bawaannya. Saya pun ikut-ikutan mengecek
telepon dan dompet saya. Semuanya masih ada di dalam tas.
Setelah
peringatan itu, saya tidak melanjutkan membaca buku saya. Beberapa orang yang
sebelumnya tidur, tidak melanjutkan tidurnya. Semua orang terlihat waspada dan
sepertinya ada banyak yang berprasangka. {ST}