Ana

Minggu, 04 November 2018

Pengamanan Gmail yang Agak Menyusahkan




            Saya adalah pengguna Gmail. Akun ini terhubung dengan telepon genggam saya. Akun ini yang sering saya gunakan untuk keperluan-keperluan penting seperti membeli tiket. Kemudahan mengakses akun itu membuat saya tidak mengunduh file yang ada di email.
            Suatu kali saat sedang liburan di Bali, telepon genggam saya rusak. Entah rusak atau sinyalnya yang bermasalah, yang jelas hari itu telepon genggam saya itu hampir tidak dapat digunakan sama sekali. Berulang kali saya mematikan kemudian menyalakannya lagi. Berulang kali pula telepon genggam itu hang.
            Saya agak panik saat telepon genggam itu tidak dapat diakses sama sekali. Saya menyimpan tiket perjalanan saya di situ, dalam bentuk softcopy. Rencananya, saya akan berangkat esok harinya. Rasanya tidak tenang saat tahu tiket itu tidak bisa saya akses.
            Dalam beberapa perjalanan sebelumnya, terutama apabila bertugas ke daerah terpencil, saya akan mencetak tiketnya. Teringat akan itu, saya pun berniat mencetak tiket saya itu. Saya pun pergi ke warnet, yang ajaibnya masih ada di kota ini.
            Saya segera membuka akun Gmail saya. Akun ini tidak segera terbuka. Ada perintah untuk klik persetujuan di telepon genggam. Ini sebenarnya hal biasa apagila ada login dari perangkat baru yang tidak dikenal. Tujuannya untuk mencetah peretasan akun. Namun, kali ini telepon genggam saya tidak dapat diakses sama sekali.
            Saya pun mencoba mematikan telepon kemudian menghidupkannya lagi. Siapa tahu bisa digunakan. Saya juga mencoba login berkali-kali. Namun, tetap saja tidak ada hasilnya. Tidak ada solusi lain untuk login selain klik persetujuan di telepon genggam. Akhirnya saya pun menghentikan percobaan itu. Saya segera membayar tagihan warnet sebesar Rp 2000. Masih ada, ya, jasa yang harganya murah banget kaya gitu. Saya berniat esoknya akan datang lagi ke warnet itu.
             Malamnya, saya masih mencoba menyalakan telepon genggam saya. Kali ini saya menghubungkannya dengan wi-fi. Telepon itu sempat dapat diakses. Saya segera menggunakan waktu itu untuk mencatat semua informasi tentang keberangkatan saya esoknya. Walaupun tidak memiliki tiketnya, minimal saya mengetahui kode booking, jadwal keberangkatan, dan juga maskapai apa yang akan saya gunakan. Telepon genggam saya kembali “kumat” saat saya menyelesaikan catatan itu. Saya tidak lagi menyalakan telepon genggam itu sampai keesokan harinya.
            Tanpa sebab yang jelas, telepon genggam saya itu kembali pulih esok harinya. Saya dapat menggunakannya untuk mengakses tiket keberangkatan saya. Dengan demikian, saya tidak perlu lagi mengunjungi warnet yang saya datangi tadi malam. Ini menjadi pelajaran bagi saya, apabila pergi ke daerah yang belum tentu ada internetnya, lebih baik mencetak tiket sebagai cadangan. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini